Soal tugas 3
Saudara
mahasiswa, di minggu ketujuh ini, Anda diwajibkan untuk menjawab tugas ketiga
yang saya berikan: buatlah sebuah wacana deskriptif tentang kiat atau strategi
menulis sebanyak 200 s.d. 300 kata.
Selamat belajar dan semoga sukses.
Selamat belajar dan semoga sukses.
Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.
Menulis
sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung. Bahwa menulis
adalah suatu kegiatan
yang aktif
dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan
dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran,
gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang
produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti
aspek berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca
dan menyimak serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan
ejaan dan tanda baca. Pemahaman berbagai jenis karangan serat pemahaman
berbagai jenis paragraf dan pengembangannya.Dalam menulis
dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat
satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf dengan paragraf berikutnya
sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Pengajaran menulis,
khususnya menulis
paragraf deskripsi adalah keterampilan yang bertujuan untuk mengajukan suatu
objek atau suatu hal yang sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah
berada di depan kepala pembaca.
Untuk
memperkaya khasanah metode dan strategi dalam pembelajaran menulis,
untuk dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan, agar dapat
menciptakan kegiatan
belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan, dan dapat mengembangkan
keterampilan guru
Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dalam menerapkan pembelajaran menulis
paragraf deskripsi.Keterampilan menulis
adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis
merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu,
kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk
mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Oleh sebab itu, keterampilan menulis
perlu mendapat perhatian yang lebih dan sungguh-sungguh sebagai salah satu
aspek keterampilan berbahasa.
Menulis
merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk mengungkapkan ide,
pikiran, gagasan dan pengetahuan. Dalam kegiatan
menulis
ini, maka penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa,
dan kosakata. Disebut sebagai kegiatan
produktif karena kegiatan
menulis
menghasilkan tulisan, dan disebut sebagai kegiatan
yang ekspresif karena kegiatan
menulis
adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan
penulis kepada pembaca (Tarigan 1983:3-4).Tujuan menulis
deskripsi adalah membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap
penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang
digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang
dideskipsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita,
sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda
balapan, wajah seseorang yang cantik molek, atau seseorang yang putus asa,
alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya.
Paragraf
deskripsi merupakan penggambaran suatu keadaan dengan kalimat-kalimat, sehingga
menimbulkan kesan yang hidup. Penggambaran atau lukisan itu harus disajikan
sehidup-hidupnya, sehingga apa yang dilukiskan itu hidup di dalam angan-angan
pembaca.Deskripsi lebih menekankan pengungkapannya melalui rangkaian kata-kata.
Walaupun untuk membuat deskripsi yang baik, penulis harus mengadakan
identifikasi terlebih dahulu, namun pengertian deskripsi hanya menyangkut
pengungkapa melalui kata-kata. Dengan mengenal ciri-ciri obyek garapan, penulis
dapat menggambarkan secara verbal obyek yang ingin diperkenalkan kepada para
pembaca.Maka dapat disimpulkan bahwa paragraf deskripsi merupakan paragraf yang
melukiskan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan
merasakan hal-hal yang ditulis pengarang.
Menulis
merupakan keterampilan yang harus dilatih, karena menulis
bukan merupakan keterampilan alami. Oleh karena itu, bagi setiap penulis
diharapkan untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya dengan baik dan jelas agar
pembaca tidak bingung dalam membacanya. Menurut Owens (dalam Soenardji
1998:102) dalam hubungannya dengan pengajaran bahasa, menulis
adalah menggabungkan sejumlah kata menjadi kalimat yang baik dan benar menurut
tata bahasa dan menjalinnya menjadi wacana yang tersusun menurut penalaran yang
tepat.Kemampuan menulis memberikan makna yang penting untuk berkomunikasi secara
tidak langsung dalam kehidupan. Memiliki kemampuan menulis
tidaklah semudah yang dibayangkan oleh banyak orang. Semakin banyak kita
berlatih menulis,
maka akan semakin menguasai keterampilan tersebut. Tidak ada orang yang dapat
langsung terampil menulis tanpa melalui suatu proses latihan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis khususnya menulis paragraf deskripsi, guru
harus menerapkan pengetahuannya mengenai teknik dalam mengajar. Peneliti dalam
hal ini sebagai guru menggunakan teknik objek langsung guna
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.Penggunaan teknik objek langsung akan
menuntut siswa berpikir aktif menuangkan apa yang
ia pikirkan dan ia rasakan. Teknik objek langsung juga dapat membantu siswa
untuk mengalirkan secara bebas apapun yang telah tersimpan di dalam pikiran dan
perasaan siswa.Lingkungan fisik, sosial, atau budaya merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar siswa. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar akan membuat anak merasa senang dalam belajar. Mengalami
langsung apa yang sedang dipelajari akan mengaktifkan lebih banyak indera
daripada hanya mendengarkan orang lain atau guru
menjelaskan. Membangun pengamatan dan pemahaman serta pengalaman langsung akan
lebih mudah daripada membangun pemahaman dari uraian lisan guru.
Belajar dengan cara mengalami langsung akan meningkatkan kreatifitas siswa
dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Kiat dan Strategi
Menulis: menulis bagi saya adalah suatu cara untuk mengapresasikan segala hal
yang saya rasakan. biasanya dengan menulis, kita bisa lebih jujur dan bebas
mengungkapan hal-hal yang tidak mungkin untuk di ucapkan.Percayalah, dari
sepuluh orang yang membaca, bisa jadi ada 9 yang tidak suka, tapi setidaknya
tetap ada 1 orang yang menyukainya. Jadi, teruslah berlatih menulis. Jangan
pernah berhenti menulis, rajin membaca buku-buku yang berkualitas. Jika tubuh
kita diibaratkan “pabrik penulis”, maka inputnya – antara lain adalah bacaan,
dan outputnya (atau produk yang dihasilkan) adalah tulisan. Dengan demikian,
kegiatan membaca bagi seorang penulis sangat penting. Tulisan kita akan banyak
diwarnai oleh jenis bacaan yang kita lahap. Bila Anda rajin membaca teenlit,
maka Anda akan menjadi seorang penulis teenlit. Bila Anda rajin membaca opini
di surat kabar, maka Anda akan menjadi seorang penulis opini. Demikian
seterusnya.
NAMA : DEPIN SARASATI
NIM : 016887584
UT-UPBJJ : SURAKARTA
0 komentar:
Posting Komentar