Para
mahasiswa sekalian. Saat ini kita
memasuki materi inisiasi 4 yaitu :
·
Pengawasan (modul 6)
·
Strategi Bersaing, Organisasi Belajar, dan
Budaya Organisasi (Modul 7)
Bahan utama penyusunan materi ini
diambil dari BMP EKMA 4116 Manajemen.
Setelah pemberian materi
dilanjutkan dengan diskusi bersama.
Silakan berpartisipasi dalam diskusi.
Selamat belajar.
PENGAWASAN
1.
Dasar-Dasar Pengawasan.
Menurut
Handoko dalam Dadang dan Sylvana (2007), pengawasan adalah upaya yang dilakukan
para manajer untuk menjaga agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh karyawan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh organisasi atau
perusahaan. Dari definisi tersebut
tampak terlihat hubungan yang sangat erat.
Manfaat
Pengawasan adalah sebagai berikut :
a.
Perubahan.
b.
Adanya perubahan karena lingkungan yang dinamis
sehingga perlu diawasi pelaksanaan dari suatu rencana.
Ini memerlukan
penyesuaian baru.
c.
Kompleksitas.
Organisasi
bisnis berkembang semakin kompleks sehingga perlu diawasi.
d.
Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang.
Karena
kompleksitas, maka sebagian wewenang perlu didelegasikan untuk efisiensi. Untuk itu perlu diadakan pengawasan.
e.
Kesalahan.
Karena ada
kemungkinan terjadi resiko kesalahan dalam pelaksanaan suatu kegiatan sehingga
perlu diadakan pengawasan.
Ini agar dapat
dilakukan tindakan perbaikan.
Jenis
dan Tipe Pengawasan :
a.
Pengawasan pendahuluan.
Adalah untuk
mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu.
b.
Pengawasan concurrent (yes/no).
Pengawasan
yang dilakukan selama aktifitas berlangsung.
Jika ada penyimpangan, maka manajer dapat mengoreksi sebelum masalahnya
menjadi besar.
c.
Pengawasan umpan balik.
Pengawasan ini
mengevaluasi hasil-hasil yang telah terjadi.
Apabila terdapat penyimpangan pada output yang dihasilkan maka perlu
dilakukan koreksi.
d.
Pengawasan multiple.
Adalah
pengawasan untuk semua titik-titik strategis pengawasan, baik di input, proses,
atau output. Pada pengawasan multiple,
setiap bagian baik input, proses, maupun output memiliki peranan yang penting.
Pengawasan pendahuluan
dan pengawasan concurrent, cukup memadai untuk memungkinkan manajer mengkoreksi
dan membuat perbaikan.
Proses
pengawasan :
a.
Menerapkan standar dan metode pengukuran.
Standar harus
dapat dirumuskan dengan kata-kata yang jelas dan dapat diukur. Ada
3 jenis standar :
·
Standar fisik, berupa kuantitas, ukuran, jumlah,
dan kualitas.
·
Moneter, berupa biaya tenaga kerja, biaya
promosi, biaya penjualan, laba.
·
Standar waktu, berupa seberapa cepat produk
dapat dihasilkan, seberapa lama batas waktu suatu pekerjaan diselesaikan.
b.
Melakukan pengukuran kinerja.
Adalah
aktifitas yang dilakukan berulang-ulang untuk memperbaiki keputusan-keputusan
dan memberikan umpan balik ke perusahaan.
Ada
beberapa cara pengukuran kinerja, yaitu pengamatan, laporan, metode otomatis,
inspeksi, dan pengujian.
c.
Membandingkan apakah kinerja yang dicapai sesuai dengan
standar.
Jika belum
sesuai standar, dapat dilakukan tindakan korektif.
d.
Melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Apabila di
bawah standar perlu dilakukan perbaikan. Tindakan perbaikan berupa :
·
Mengubah standar awal yang mungkin terlalu
tinggi.
·
Mengubah cara-cara pengukuran kinerja seperti
kurangnya melakukan inspeksi.
·
Mengubah cara analisis dan menginterpretasikan
penyimpangan tersebut.
Fokus
Pengawasan
Meliputi :
a.
Kuantitas :
jumlah produk yang ditargetkan.
b.
Kualitas :
jumlah produk yang diterima produsen atau lolos uji.
c.
Ketepatan waktu :
Ketepatan dan kecepatan dalam memberikan
layanan jasa ke konsumen.
d.
Anggaran :
Jumlah deviasi atau penyimpangan dalam anggaran.
Faktor
Kontingensi (situasional) dalam pengawasan :
a. Lingkungan
organisasi :
·
Kecil : informal.
·
besar : formal.
b. Posisi
dan Tingkat :
·
Tinggi : banyak kriteria.
·
Rendah : sedikit kriteria.
c.
Tingkat Desentralisasi :
·
Tinggi : peningkatan kendali.
·
Rendah : pengurangan kendali.
d. Budaya
organisasi :
·
Terbuka : pengendalian mandiri.
·
Ancaman : pengendalian dipaksakan.
e. Pentingnya
kegiatan :
·
Tinggi : pengendalian luas.
·
Rendah : pengendalian rendah.
Standar-standar
pengawasan:
a. Standar
nyata :
·
Fisik, ukuran, daya tahan, berat.
b. Tidak
nyata :
·
Moral, etika.
c. Standar
waktu :
·
Batas waktu penyelesaian tugas.
Merancang
sistem pengawasan.
Untuk
tiap bidang dapat dijelaskan sbb :
a. Bidang
Operasi : kualitas baik, kuantitas sesuai target, biaya rendah.
b. Pemasaran
: biaya iklan rendah, pangsa pasar luas, penjualan meningkat, kepuasan
konsumen.
c. SDM
: turn over rendah, tingkat absensi rendah, hubungan yang harmonis.
d. Keuangan
: ROI tinggi, ROE tinggi, likuiditas baik, leverage rendah.
2.
Jenis dan Metode Pengawasan :
a.
Metode pengawasan non kuantitatif :
·
Management by objective : melibatkan karyawan.
·
Management by exception : fokus pada bidang
pengawasan yang paling kritis.
·
Management information system : sistem
perancangan pengadaan, pemrosesan, penyimpangan, dan penyebaran informasi untuk
mendukung keputusan manajemen.
·
Audit manajemen.
b.
Metode pengawasan kuantitatif :
a. Anggaran.
Rencana
pengeluaran, penerimaan.
b.Audit keuangan.
- Ekstenal
oleh auditor independen.
- Internal
oleh internal auditor.
c. Analisis
titik impas (break even).
Kondisi di
mana perusahaan dalam kondisi tidak rugi dan tidak untung.
d.
Analisis ratio keuangan.
Ada ratio-ratio :
i.
Likuiditas : kemampuan melunasi hutang jangka pendek.
ii.
Leverage : seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang.
iii.
Aktifitas : efektifitas perusahaan dalam menggunakan
sumberdayanya.
iv.
Profitabilitas : mengukur efektifitas dalam meraih
laba.
e.
Balance score card.
Untuk
pengukuran keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan proses pembelajaran
pertumbuhan.
3.
Karakteristik pengawasan yang efektif :
a.
Akurat.
Datanya sahih.
b.
Tepat waktu.
Evaluasi
dilakukan secepatnya.
c.
Ekonomis.
Manfaat sistem
pengawasan harus lebih tinggi dari biayanya.
d.
Fleksibel.
Fleksibel
terhadap ancaman atau kesempatan dari eksternal.
e.
Obyektif.
Kriteria
jelas.
f.
Disesuaikan dengan rencana dan struktur.
Untuk
memastikan apakah hasil disesuaikan dengan tujuan.
g.
Disesuaikan dengan manajer.
Harus
disesuaikan dengan karakteristik manajer yang mengawasi.
STRATEGI BERSAING, ORGANISASI BELAJAR, DAN BUDAYA ORGANISASI
1.
Strategi Bersaing, Inovasi, dan Organisasi Belajar.
Cara baru
melihat keunggulan bersaing :
a.
Setiap keunggulan akan mengalami aus.
Apa yang baik
sekarang belum tentu baik di masa mendatang karena adanya penemuan baru.
b.
Mempertahankan keunggulan lama berarti merugikan diri
sendiri.
Harus melihat
lingkungan apakah pesaing sudah menggunakan produk yang lebih inovatif.
c.
Tujuan suatu strategi adalah meruntuhkan status quo.
Ciptakan
inovasi baru sebelum produk tersebut usang agar selalu inovatif.
d.
Mengambil inisiatif dengan langkah-langkah pendek.
Siklus
persaingan yang sangat pendek, maka perlu diantisipasi dengan langkah-lagkah
pendek.
Empat Arena
Persaingan :
d.
Harga dan kualitas.
Untuk
persaingan yang dinamis, harus memperhitungkan pesaing. Saat ini pesaing dapat muncul dengan harga
rendah namun kualitas tinggi.
e.
Waktu dan Pengetahuan.
·
Pandangan Statis : Pioner (perintis) akan
bertahan lama.
·
Pandangan Dinamis : meski bukan pioner, jika
inovatif akan dapat menguasai pasar.
c.
Wilayah kekuasaan.
·
Pandangan Statis : Membatasi pesaing sehingga
sedikit, maka perusahaan akan untung.
·
Pandangan Dinamis : Pesaing dengan segala upaya
akan menerobos masuk.
d.
Saku tebal.
·
Pandangan Statis : Dengan sumberdaya modal
besar, bisa unggul.
·
Pandangan Dinamis : Bila merger, dapat
mengalahkan yang bermodal besar.
Peranan SDM
untuk mewujudkan organisasi belajar.
Perlu
sumberdaya manusia yang berkualitas.
Untuk itu perlu organisasi belajar.
Organisasi belajar adalah organisasi yang secara terus menerus
mengembangkan pengetahuannya sehingga untuk menciptakan masa depan yang lebih
baik.
Ciri-Ciri
Organisasi Belajar :
a.
Memandang ketidakpastian lingkungan sebagai kesempatan.
b.
Menciptakan pengetahuan baru.
c.
Antusias terhadap perubahan.
d.
Mendorong rasa tanggungjawab.
e.
Mendorong para manajer untuk menjadi pembimbing.
f.
Memiliki visi, misi, dan nilai-nilai yang dipahami.
g.
Mempunyai hal-hal yang tidak diduga atau tidak
diharapkan sebagai kesempatan untuk belajar.
Faktor-faktor
pendukung organisasi belajar :
a.
Penguasaan individu.
Metode-metode ilmiah, bereksperimen.
b.
Pembelajaran dalam kelompok.
c.
Visi bersama.
d.
Budaya pembelajaran dalam organisasi.
e.
Struktur dan sistem yang mendukung.
2.
Budaya Perusahaan :
Budaya
perusahaan adalah suatu nilai-nilai, filosofi, kepercayaan yang menjadi pedoman
anggota organisasi dalam menghadapi masalah sehingga semua anggota menerima
filosofi itu sebagai sebagai dasar tindak dan perilaku.
Tingkatan
budaya perusahaan :
a.
Artifak.
b.
Nilai-nilai yang didukung.
c.
Asumsi dasar.
Adalah hal-hal
yang dapat dilihat atau dirasakan.
Karakteristik
budaya perusahaan :
a.
Inisiatif individual.
b.
Toleransi terhadap resiko.
c.
Arah.
d.
Integrasi.
e.
Dukungan Manajemen.
f.
Pengawasan.
g.
Identitas.
h.
Sistem imbalan.
i.
Toleransi terhadap konflik.
j.
Pola komunikasi.
Pengaruh
Budaya terhadap Kinerja Perusahaan.
Ada 3 teori yang berkaitan
dengan pengaruh budaya terhadap kinerja perusahaan, yaitu :
a.
Budaya dianggap kuat jika nilai-nilainya sudah
terinternalisasi dan dipegang teguh anggota organisasi.
b.
Kinerja akan kuat jika budaya sesuai konteksnya.
c.
Budaya adaptif mampu meningkatkan kinerja yang lapang.
Manfaat budaya
perusahaan :
a.
Mengarahkan sumber daya manusia dalam mencapai visi dan
misi perusahaan.
b.
Meningkatkan kekompakan tim.
c.
Membentuk dan memperbaiki perilaku.
d.
Meningkatkan motivasi.
Merubah budaya
perusahaan.
a.
faktor-faktor pendorong suatu perusahaan merubah budaya
:
·
Terjadinya krisis yang dramatis.
·
Penggabungan perusahaan.
·
Penggantian pimpinan.
·
Kondisi internal yang tidak kondusif.
b.
Cara mencapai perubahan budaya perusahaan :
·
Melakukan analisis budaya.
·
Melakukan penjelasan tentang rencana perubahan.
·
Menunjuk kepemimpinan.
·
Memprakarsai reorganisasi.
·
Melakukan dukungan untuk budaya baru.
Menata
unsur-unsur budaya perusahaan.
Untuk
menumbuhkan budaya dapat dengan menata unsur-unsur budaya perusahaan, yaitu :
a.
Sejarah perusahaan.
Dapat memahami
akar perusahaan sehingga nilai-nilai utama tetap terpelihara.
b.
Heroes.
Sosok atau
figur kepahlawanan untuk dijadikan motivasi.
b.
Slogan.
Untuk
mengekspresikan kondisi perusahaan.
Misalnya slogan Perum Pegadaian adalah “mengatasi masalah tanpa
masalah”. Ini untuk menunjukkan bahwa di
Pegadaian, masalah dapat diselesaikan tuntas.
c.
Simbol.
Misalnya :
Gudang Garam simbolnya pintu terbuka.
Ini untuk menunjukkan kerja keras yang tidak pernah henti.
d.
Ritual dan upacara.
Ritual dan
upacara untuk perayaan tertentu dapat untuk menumbuhkan budaya.
3.
Manajemen Multi Budaya :
Alasan
pentingnya multi budaya :
a.
Beragamnya orang di berbagai negara.
b.
Arus globalisasi.
c.
Proses produksi yang berorientasi efisiensi, sehingga
menimbulkan perusahaan multinasional.
d.
Degradasi lingkungan sehingga perusahaan harus mencari
lokasi baru.
e.
Beragamnya segmen pasar yang dilayani.
f.
Menurunnya tingkat kelahiran di negara maju sehingga
SDM diambil dari negara berkembang.
Manajer
berwawasan global.
a.
Berpikir melampaui persepsi lokal.
b.
Siap dengan pemikiran baru.
c.
Siap Menyesuaikan diri dengan lingkungan.
d.
Bekerja efektif dalam lingkungan
multinasional/multibudaya.
e.
Menciptakan skenario masa depan yang optimistik dan
dapat diwujudkan.
0 komentar:
Posting Komentar