FUNGSI
LINIER DALAM EKONOMI
A. Fungsi
Permintaan dan Penawaran
Fungsi permintaan merupakan
fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan
harga barang.
Fungsi penawaran merupakan fungsi
yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan
harga barang.
Untuk barang normal, semakin
besar harganya maka jumlah yang diminta akan semakin berkurang, sehingga
kurva permintaan barang normal selalu mempunyai kemiringan (bergradien)
negatif atau bila digambarkan akan berbentuk garis yang terbentang dari kiri
bawah ke kanan atas.
Sebaliknya pada fungsi penawaran,
semakin besar harga barang maka akan semakin besar pula jumlah barang
yang ditawarkan sehingga fungsi penawaran memiliki kemiringan (gradien)
positif.
Pada fungsi linier persamaan yang
digunakan adalah :
Untuk fungsi permintaan dan
penawaran sumbu X diganti dengan sumbu Q (kuantitas), sedangkan sumbu Y
diganti dengan sumbu P (harga), sehingga persamaannya menjadi :
Contoh:
1.
|
Duapuluh
unit radio akan terjual bila harganya Rp 60 (dalam ribuan), sedangkan
bila harganya naik menjadi Rp 90 maka radio yang terjual berjumlah 10
unit. Tunjukkan fungsi permintaannya !
|
Jawab :
P1 = 60 Q1
= 20
P2 = 90
Q2 = 10
Jadi persamaan fungsi permintaannya P = -3Q + 120
2.
|
Suatu
fungsi permintaan dinyatakan dengan persamaan Q = 30 - 3P.
|
|
a.
|
Berapakah
jumlah yang diminta bila harga barang Rp 7 ?
|
b.
|
Bila
jumlah barang yang diminta 15 unit, berapakah harga yang berlaku?
|
c.
|
Bila
barang adalah barang bebas, berapakah kuantitas yang diminta?
|
d.
|
Berapakah
harga tertinggi yang akan dibayar oleh konsumen?
|
|
|
Jawab
:
|
|
|
|
a. P = 7
Q = 30 -
3(7)
= 30 - 21
= 9
b. Q = 15
15 = 30 - 3P
3P = 30 - 15
3P =
15
P = 5
c. Barang bebas P = 0
Q = 30 - 3(0)
= 30 - 0
= 30
d. Harga tertinggi Q = 0
0 = 30 - 3P
3P = 30
P = 10
|
3.
|
Jika
harga radio yang ditawarkan oleh konsumen Rp 50 (dalam ribuan) maka
akan ada 120 radio yang ditawarkan. Bila harganya naik menjadi Rp 80
maka produsen akan menambah jumlah radio yang ditawarkan menjadi 150
unit. Tunjukkan fungsi penawarannya !
|
|
|
|
|
Jawab
:
|
|
|
|
P1 =
50 Q1 = 120
P2 =
80 Q2 = 150
|
4.
|
Bila
fungsi penawaran ditunjukkan oleh persamaan Q = 5P - 10.
|
|
a.
|
Bila
harga barang Rp 10, berapa jumlah barang yang ditawarkan?
|
|
b.
|
Bila
produsen menawarkan barang sejumlah 20 unit, berapa harga penawarannya?
|
|
c.
|
Berapa
harga terendah yang ditawarkan produsen?
|
|
|
|
|
|
Jawab
:
|
|
|
a.
|
P = 10
Q = 5(10) - 10
Q = 50 - 10
Q = 40
|
|
|
b.
|
Q = 20
20 = 5P - 10
5P = 20 + 10
5P = 30
P = 6
|
|
|
c.
|
Harga terendah Q = 0
0 = 5P - 10
5p = 0 + 10
5P = 10
P = 2
|
B. Keseimbangan
Permintaan dan Penawaran
Keseimbangan permintaan dan
penawaran terjadi pada saat harga permintaan sama dengan harga penawaran
atau kuantitas permintaan sama dengan kuantitas penawaran.
Di mana :
PD = Harga permintaan
PS = Harga penawaran
QD = Kuantitas permintaan
QS = Kuantitas penawaran
Contoh :
Fungsi permintaan dan penawaran
ditunjukkan oleh persamaan :
QD = 120 - 3P
QS = -60 + 6P
Berapa harga dan jumlah
keseimbangannya?
Jawab :
QD = QS
120 - 3P = -60 + 6P
120 + 60 = 6P + 3P
180 = 9P
P = 20
P = 20
Q = 120 - 3(20)
Q = 120 - 60
Q = 60
Jadi
keseimbangan terjadi pada saat harga Rp 20 dan kuantitas
sebanyak 60
unit.
C. Keseimbangan
Setelah Pajak dan Subsidi
Adanya pajak dan subsidi hanya
akan menggeser fungsi penawaran dan tidak berpengaruh kepada fungsi
permintaan.
Pajak akan menggeser kurva
penawaran ke atas, sedangkan subsidi akan menggeser kurva penawaran ke
bawah.
|
Gambar 2
Pengaruh
Subsidi
|
|
Keterangan :
S : Penawaran awal
St: Penawaran setelah pajak
Ss: Penawaran setelah subsidi
D : Permintaan
Adanya pajak akan menaikkan harga
barang, sedangkan adanya subsidi justru akan menurunkan harga barang
tersebut.
Contoh
:
|
|
|
1.
|
Fungsi
permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh :
|
|
|
|
Pd
= -2Q + 10
Ps
= 0,5 Q + 5
|
|
|
|
|
a.
|
Carilah
keseimbangan awal.
|
|
b.
|
Apabila
dikenakan pajak sebesar Rp 1 per unit bagaimana posisi keseimbangan
setelah pajak?
|
|
c.
|
Berapa
beban pajak yang ditanggung oleh konsumen?
|
|
d.
|
Berapa
beban pajak yang harus ditanggung oleh produsen?
|
|
e.
|
Berapa
pendapatan pajak yang diterima oleh pemerintah?
|
|
|
|
|
Jawab
:
|
|
|
|
a.
|
Pd
= Ps
-2Q
+ 10 = 0,5Q + 5
10
- 5 = 2,5 Q
5
= 2,5 Q
Q
= 2
P
= -2(2) + 10
P
= -4 + 10
P
= 6
Jadi
keseimbangan awal terjadi pada saat harga Rp 6 dan jumlah barang 2
unit.
|
|
|
|
b.
|
Pd
= -2Q + 10
Ps
= 0,5Q + 5
Ps
setelah pajak Rp 1
Pst
= 0,5Q + 5 + 1
Pst
= 0,5Q + 6
Keseimbangan
setelah pajak :
Pd
= Pst
-2Q
+ 10 = 0,5Q + 6
10 - 6 = 0,5Q + 2Q
4 = 2,5Q
Q
= 1,6
Q
= 1,6
P
= -2(1,6) + 10
P
= -3,2 + 10
P
= 6,8
Jadi
keseimbangan setelah pajak terjadi pada saat harga Rp 6,8 dan kuantitas
sebanyak 1,6 unit.
Perhatikan!
Pajak menyebabkan harga keseimbangan meningkat (6,8) sedangkan jumlah
keseimbangan menurun (1,6).
|
|
|
|
c.
|
Beban
pajak yang ditanggung oleh konsumen = harga setelah pajak dikurangi
harga sebelum pajak.
=
6,8 - 6 = 0,8
Jadi
beban pajak yang ditanggung oleh konsumen sebesar Rp 0,8 per unit
barang.
|
|
|
|
d.
|
Beban
pajak yang ditanggung oleh produsen = besarnya pajak per unit dikurangi
beban pajak yang ditanggung oleh konsumen
=
1 - 0,8 = 0,2.
Jadi
beban pajak yang ditanggung oleh produsen Rp 0,2 per unit barang.
|
|
|
|
e.
|
Pendapatan
pajak pemerintah = besarnya pajak per unit dikali kuantitas
keseimbangan setelah pajak.
=
1 X 1,6 = 1,6
Jadi
pendapatan pajak pemerintah sebesar Rp 1,6.
|
Catatan :
Pada contoh di atas fungsi
permintaan dan penawarannya dinyatakan dalam fungsi P.
Fungsi permintaan dan penawaran
juga dapat diubah dalam bentuk fungsi Q, atau untuk jelasnya contoh
berikut :
Pd = -2Q + 10 → 2Qd = -P + 10
Qd = -0,5P + 5
Ps = 0,5Q + 5 → 0,5Qs = P - 5
Qs = 2P - 10
Dengan diberlakukannya pajak
sebesar Rp 1 per unit maka fungsi penawarannya akan menjadi :
Qs = 2(P - 1) - 10
Qs = 2P - 2 - 10
Qs = 2P - 12
Sehingga keseimbangan setelah
pajak :
Qd = Qs
-0,5P + 5 = 2P - 12
5 + 12 = 2P + 0,5P
17 = 2,5P
P = 6,8
P = 6,8
Q = -0,5(6,8) + 5
Q = -3,4 + 5
= 1,6
Terbukti hasilnya sama jika kita
memakai fungsi P atau fungsi Q.
2.
|
Dengan
persamaan di atas yaitu :
Pd
= -2Q + 10
Ps
= 0,5 Q + 5
Dan
seandainya pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 1 per unit maka
hitunglah :
|
|
|
|
|
a.
|
Harga
dan kuantitas setelah subsidi.
|
|
b.
|
Besarnya
subsidi yang dinikmati oleh konsumen.
|
|
c.
|
Besarnya
subsidi yang dinikmati oleh produsen.
|
|
d.
|
Besarnya
subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
|
|
|
|
|
Jawab
:
|
|
|
|
a.
|
Pd
= -2Q + 10
Ps
= 0,5 Q + 5
Dengan
subsidi sebesar Rp 1 per unit maka fungsi penawarannya akan menjadi :
Pss = 0,5Q + 5 - 1
= 0,5Q + 4
Keseimbangan
setelah subsidi :
Pd = Pss
-2Q + 10 = 0,5Q + 4
10 - 4 = 0,5Q + 2Q
6 = 2,5Q
Q = 2,4
P = -2Q + 10
P = -2(2,4) + 10
P = -4,8 + 10
P = 5,2
Jadi
harga keseimbangan setelah subsidi sebesar Rp 5,2 dan kuantitas
keseimbangan setelah subsidi sebesar 2,4. Perhatikan! Subsidi
menyebabkan harga keseimbangan menjadi turun (dari 6 menjadi
5,2)sedangkan kuantitas keseimbangannya naik (dari 2 menjadi 2,4).
|
|
|
|
b.
|
Besarnya
subsidi yang dinikmati konsumen = harga sebelum subsidi dikurangi harga
setelah subsidi
=
6 - 5,2 = 0,8
Jadi
besarnya subsidi yang dinikmati konsumen Rp 0,8 per unit barang.
|
|
|
|
c.
|
Besarnya
subsidi yang dinikmati produsen = besarnya subsidi per unit barang
dikurangi besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen
=
1 - 0,8 = 0,2
Jadi
besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen adalah Rp 0,2 per unit
barang.
|
|
|
|
d.
|
Besarnya
subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah = besarnya subsidi per unit
dikali jumlah keseimbangan
=
1 X 2,4 = 2,4
Jadi
besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah sebesar Rp 2,4.
|
Catatan :
Untuk mencari keseimbangan
setelah subsidi berlawanan dengan pajak, karena sifat subsidi dan pajak
memang berlawanan.
Pajak adalah sejumlah tertentu
yang harus dibayarkan kepada pemerintah, sedangkan subsidi adalah
sejumlah tertentu yang dibayarkan oleh pemerintah.
Subsidi biasanya dilakukan untuk
memproteksi produk-produk dalam negeri dari persaingan dengan produk
impor sehingga harga produk dalam negeri bisa lebih kompetitif.
|
0 komentar:
Posting Komentar