Senin, 24 Desember 2012

inisiasi III ekonomi dua sektor


inisiasi III

ekonomi dua sektor
akhmad susilo w
pengantar ekonomi makro


Untuk memudahkan pemahaman, pada bab ini analisis hanya dibatasi dua sektor, yakni sektor rumah tangga individu (sektor kesatu) dan sektor perusahaan (sektor kedua). Sektor   lain akan dibahas pada materi yang akan datang.
Keseimbangan penawaran agregat dengan pengeluaran agregat dalam ekonomi dua sektor dapat dituliskan:
Y = C + I
Dimana:
Y : pendapatan
C: konsumsi rumah tangga
I : Investasi perusahaan

Jadi besarnya konsumsi ditentukan /tergantung besarnya pendapatan, sehingga bisa ditulis menjadi Fungsi Konsumsi

Rumus :    C = f(Y)

Pada kenyataannya pada saat tertentu ketika  tidak ada  pendapatan (Y =0), konsumsi   masih tetap dilakukan, dan juga ada hasrat untuk konsumsi. Maka fungsi konsumsi bisa ditulis menjadi:

                 C = a + bY

C : konsumsi
a : konsumsi otonom
b : hasrat mengkonsumsi marjinal (MPC = ∆C/∆Y); besarnya tambahan konsumsi yang disebabkan tambahan pendapatan.
Y : pendapatan nasional (makro) jika C adalah pengeluaran untuk konsumsi. Apabila pajak pribadi ada, maka harus dipakai Yd sebagai pengganti Y

Apabila pendapatan tersebut tidak dipakai untuk konsumsi, maka sisanya bisa di saving. Sehingga savingpun juga merupakan fungsi dari pendapatan. Apabila ditulis menjadi:

Rumus  :     S = f (Y)
                    Sehingga

                    S = Y – C, sedangkan C = a + bY
 Maka ,        S = Y – (a + bY)
                       =  Y – a – bY
                       =   -a + (1 –b)Y

Keterangan : (1 – b) disebut hasrat menabung marjinal (MPS = marginal propensity to Save). MPC + MPS = 1 atau MPS = 1 - MPC
Dan besarnya MPS = ∆S/∆Y
Disamping ada MPC dan MPS dikenal juga hasrat konsumsi rata-rata (average propensity to consume) dengan rumus APC = Y/C.
Ada juga hasrat menabung rata-rata (average propensity to save) dengan rumus APS = Y/S.

contoh penghitungan  S, APC, APS,MPC dan  MPS
Data hipotetis pendapatan nasional dan konsumsi negara kecil  X (dalam miryar Rp)

Tahun
Y
C
S
APC
APS
 ∆Y
∆C
MPC
MPS
2001
2474
1356
1118
0.5481
0.4519




2002
3789
1390
2399
0.366851
0.633149
1315
34
0.025856
0.974144
2003
3999
1809
2190
0.452363
0.547637
210
419
1.995238
-0.99524
2004
4978
2899
2079
0.582362
0.417638
979
1090
1.113381
-0.11338
2005
5874
3290
2584
0.560095
0.439905
896
391
0.436384
0.563616
2006
5967
4120
1847
0.690464
0.309536
93
830
8.924731
-7.92473
2007
6675
4785
1890
0.716854
0.283146
708
665
0.939266
0.060734
2008
6878
5767
1111
0.83847
0.16153
203
982
4.837438
-3.83744
2009
8899
7876
1023
0.885043
0.114957
2021
2109
1.043543
-0.04354
2010
9743
8765
978
0.89962
0.10038
844
889
1.053318
-0.05332










kunci yang bisa digunakan   adalah
S = Y – C









APC = C/Y








APS = S/Y









MPC    =
∆C/∆Y








MPS = 1 – MPC











Keseimbangan pendapatan nasional
Keseimbangan pendapatan nasional terjadi apabila
Y = C + I,
artinya :
besarnya Pendapatan nasioanal (Y) = penawaran agregat oleh individu (C) dan oleh perusahaan (I)

besarnya C= a + bY
I = Io ; investasi otonom

Jadi
Y = C + I
C = a + bY
I = Io

Misal:
Y = C + I     syarat keseimbangan
C = 40 + 0,5Y
I=Io = 110

Maka, pendapatan nasional keseimbangan (Ye), adalah:
Ye = Y
Ye = 40 + 0,5Ye + 110
Ye – 0,5Ye = 150
Ye = 150/0,5
Ye = 300 (besarnya Ye setelah adanya investasi sebesar 110)

Sedangkan sebelum adanya investasi besarnya Y adalah
Y = C; dimana C = 40 + 0,5 Y
Maka
Y = 40 + 0,5 Y
Y – 0,5Y = 40
Y = 40/0,5
Y = 80 (besarnya Y sebelum adanya investasi)


Apabila dilihat kedalam grafik:


 





















Gambar 3.1 dapat dijelaskan sbb:
Pada saat pendapatan belum ada ( Y=0), besarnya konsumsi atau disebut konsumsi otonom sebesar 40.
Besarnya hasrat berkonsumsi (MPC adalah 0,5) yang ditunjukkan oleh slope/kemiringan kurva konsumsi (warna merah). Artinya setiap Y bertambah 100 satuan maka C bertambah 50 satuan.

Pendekatan Kebocoran dan Injeksi
Yang merupakan injeksi pada pendapatan nasional adalah adanya investasi (I), sebaliknya apabila ada tabungan (S) maka disebut ada kebocoran.
Adanya investasi pada gambar 3.1 terlihat dengan bergesernya kurva lebih keatas sebesar investasi (I = 110), dimana keseimbangan pendapatan yang semula hanya 80 meningkat menjadi 300.

Apabila ada tabungan, maka sbb:
S = Y – C
S = Y – 40 – 0,5Y
S = 0,5Y – 40  atau  S = -40 + 0,5Y

Sedangkan
I = Io = 110

Keseimbangan pendapatan nasional akan terjadi  apabila besarnya kebocoran = injeksi atau S = I

Maka

-40 + 0,5Ye = 110
0,5Ye = 150
Ye=300

Ingat
Y = C + I
Tetapi besarnya pendapatan tidak semua dihabiskan untuk konsumsi, melainkan ada yang disaving, maka:
Y = C + S
Jadi keseimbangan Ye:
C + I = C + S
Artinya
Ie = Se


 Selamat belajar.
Setelah ini para mahasiswa mendapat Tugas Tutorial 1, agar dikerjakan.




























0 komentar:

Posting Komentar

 
About Dee Blogger Template by Ipietoon Blogger Template