Senin, 24 Desember 2012

inisiasi IV uang dan bank


inisiasi IV

uang dan bank

pengantar ekonomi makro


Uang merupakan dasar pertukaran barang dan jasa.  Bisa dikatakan bahwa kemampuan untuk brbelanja dibatasi oleh jumlah uang yang dapat dikeluarkan oleh para pembeli potensial.
Sebelum ada uang, untuk keperluan belanja barang keperluan dilakukan secara barter.  Namun semakin kompleksnya kebutuhan manusia maka sistem barter mulai sulit dilakukan dan tidak mampu  mengkaver seluruh sistem pertukaran barang apalagi jasa.
Dari kesulitan barter tersebut maka mulailah digunakan uang kertas maupun logam yang biasanya dikeluarkan oleh Bank Sentral negara setempat, seperti BI untuk Indonesia.  Uang yang digunakan ini  nilai nominalnya lebih tinggi daripada nilai intrinsiknya. Uang yang beredar dimasyarakat ini disebut uang kartal (currency).  Dalam perkembanganya uang kartal memiliki keterbatasan penggunaanya sehingga dibuatlah jenis uang lain yakni uang Giral (demand deposit), berupa cek yang dikeluarkan oleh bank umum. Dikenal juga sebutan uang kuasi (quasi money) karena uang tersebut tidak langsung bisa digunakan sebagai alat tukar, yakni tabungan dan   deposito.

Penggunaan uang bisa didefinisikan sebagai alat tukar dan alat penyebut yang sama untuk menyatakan harga atau hutang. Di Indonesia bentuk uang terdiri dari uang logam, uang kertas dan uang giral yang ketiganya merupakan Jumlah Uang Beredar (M) yang sering kita singkat menjadi JUB atau merupakan supply uang di luar bank, yang merupakan alat untuk memperoleh output.

Fungsi utama uang sebagai :
1.     Alat tukar ( medium of exchange )
2.     Satuan hitung ( unit of account )
3.     Suatu cara untuk menyimpan kekayaan ( store of value )

Alat tukar ( medium of exchange )
Alat tukar dalam hal ini berlaku apabila seseorang mendapatkan uang
( sebagai upah, sewa, dll ) dan dengan uang tersebut ia dapat memperoleh apa yang diinginkan sepanjang jumlah uangnya masih cukup

Satuan hitung ( unit of account )
Fungsi satuan hitung dapat digunakan untuk menentukan harga barang – barang dan jasa – jasa yang dipertukarkan

Suatu cara untuk menyimpan kekayaan ( store of value )
Kekayan dalam bentuk uang tidak akan rusak untuk waktu yang lama dan tidak memerlukan ruang bahkan menghasilkan bunga, akan tetapi jika terjadi inflasi maka uang yang disimpan akan berkurang nilainya yang memungkinkan tidak dapat dikompensasikan dengan bunga.

Uang dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan dan maksud, akan tetapi secara garis besar motif permintaan akan uang terbagi menjadi 3 ( tiga ) yaitu :
1. Motif Transaksi (transaction motive), uang tunai diperlukan untuk pertukaran barang dan jasa dimasa depan. Besarnya permintaan uang untuk transaksi tidak tergantung kepada suku bunga melainkan tergantung pada pendapatan.
Mtr = m1 .Y
Mtr  = Jumlah uang diminta untuk transaksi dan jaga-jaga
m1  = factor pembanding
Y     = Pendapatan nasional nominal


2. Motif berjaga – jaga ( precautionary motive ). Uang tunai dipegang karena adanya ketidak pastian penerimaan dan pengeluaran pendapatan dimasa depan. Domain motif berjaga-jaga sama dengan motif transaksi, tidak bergantung pada suku bunga tetapi pada pendapatan.  Saldo uang tunai untuk berjaga-jaga akan kecil apabila ada kepastian  pendapatan atau pendapatan bisa diperoleh secara rutin (missal tidak sering terlambat terima gaji)



 









Gari gambar 4.1 terlihat bahwa permintaan uang untuk transaksi tergantung atau berhubungan positif pada besarnya pendapatan, sehingga slopenya positif. Pada pendapatan Y1 besarnya permintaan uang untuk traksaksi sebesar Mtr1, pada pendapatan sebesar Y2 permintaan uang sebesar Mtr2, dst.

3, Motif spekulasi ( speculative motive )
          Ada yang berpendapat bahwa memegang uang tunai seperti motif transaksi dan berjaga-jaga sangat rasional. Akan tetapi memegang uang tunai dalam jumlah sangat besar menjadi tidak rasional, sebab tidak akan memperoleh bunga atas uang tunai tersebut.
Keynes memperkenalkan motif spekulasi sebagai tambahan motif memegang uang, yang dipegaruhi oleh suku bunga sekarang dan masa depan. Uang dianggap alat penyimpan nilai yang lebih baik daripada obligasi.

Msp = m2.i
Msp = jumlah uang yang dimita untuk membeli surat berharga
i .      = suku buga di pasar


 











Dari gambar 4.2 terlihat bahwa banyaknya permintaan uang untuk spekulasi berhubungan negatif dengan  suku bunga (i), sehingga slope kurva permintaan uangnya juga negatif. Semakin rendah suku bunga maka permintan uang semakin besar. Pada tingkat suku bunga sangat rendah orang cenderung menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang tunai daripada surat berharga.
Pertambahan uang beredar sebagian besar terdiri dari uang giral. Dalam hal ini penambah atau penciptaan uang baru adalah seluruh sistem perbankan di Indonesia. Kuncinya terletak pada perbandingan antara jumlah deposito para nasabah yang ada di bank dengan jumlah uang tunai minimum yang harus tersedia di bank untuk sewaktu – waktu memenuhi penarikan kembali deposito itu oleh nasabah.
Penciptaan uang baru dalam bentuk uang giral mungkin terjadi apabila semua nasabah penerima uang itu memasukkan kembali penerimaan itu ke dalam rekening gironya, selain itu apabila bank memang meminjamkan atau menginvestasikan sisa uang yang disimpan nasabah di atas cadangan minimal yang ditetapkan Undang – undang. Apabila yang dipinjamkan atau diinvestasikan kurang dari itu ( cadangan minimal ) maka JUB juga tidak akan bertambah sebanyak itu. Disamping itu cash ratio memang sebagai kendali kebijakan moneter terhadap kredit




0 komentar:

Posting Komentar

 
About Dee Blogger Template by Ipietoon Blogger Template