inisiasi IV
uang dan bank
pengantar
ekonomi makro
Uang merupakan
dasar pertukaran barang dan jasa. Bisa
dikatakan bahwa kemampuan untuk brbelanja dibatasi oleh jumlah uang yang dapat
dikeluarkan oleh para pembeli potensial.
Sebelum ada
uang, untuk keperluan belanja barang keperluan dilakukan secara barter. Namun semakin kompleksnya kebutuhan manusia
maka sistem barter mulai sulit dilakukan dan tidak mampu mengkaver seluruh sistem pertukaran barang
apalagi jasa.
Dari kesulitan
barter tersebut maka mulailah digunakan uang kertas maupun logam yang biasanya
dikeluarkan oleh Bank Sentral negara setempat, seperti BI untuk Indonesia. Uang yang digunakan ini nilai nominalnya lebih tinggi daripada nilai intrinsiknya.
Uang yang beredar dimasyarakat ini disebut uang kartal (currency). Dalam
perkembanganya uang kartal memiliki keterbatasan penggunaanya sehingga
dibuatlah jenis uang lain yakni uang Giral (demand
deposit), berupa cek yang dikeluarkan oleh bank umum. Dikenal juga sebutan
uang kuasi (quasi money) karena uang
tersebut tidak langsung bisa digunakan sebagai alat tukar, yakni tabungan
dan deposito.
Penggunaan uang bisa didefinisikan sebagai alat tukar dan alat penyebut
yang sama untuk menyatakan harga atau hutang. Di Indonesia bentuk uang terdiri
dari uang logam, uang kertas dan uang giral yang ketiganya merupakan Jumlah
Uang Beredar (M) yang sering kita singkat menjadi JUB atau merupakan
supply uang di luar bank, yang merupakan alat untuk memperoleh output.
Fungsi utama uang sebagai :
1. Alat tukar ( medium of exchange
)
2. Satuan hitung ( unit of account
)
3. Suatu cara untuk menyimpan kekayaan (
store of value )
Alat tukar ( medium of exchange )
Alat tukar dalam
hal ini berlaku apabila seseorang mendapatkan uang
( sebagai upah,
sewa, dll ) dan dengan uang tersebut ia dapat memperoleh apa yang diinginkan
sepanjang jumlah uangnya masih cukup
Satuan hitung ( unit of account )
Fungsi satuan
hitung dapat digunakan untuk menentukan harga barang – barang dan jasa – jasa
yang dipertukarkan
Suatu cara untuk menyimpan
kekayaan (
store of value )
Kekayan dalam bentuk
uang tidak akan rusak untuk waktu yang lama dan tidak memerlukan ruang bahkan
menghasilkan bunga, akan tetapi jika terjadi inflasi maka uang yang disimpan
akan berkurang nilainya yang memungkinkan tidak dapat dikompensasikan dengan
bunga.
Uang
dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan dan maksud, akan tetapi secara garis
besar motif permintaan akan uang terbagi menjadi 3 ( tiga ) yaitu :
1. Motif Transaksi (transaction
motive), uang tunai diperlukan untuk pertukaran barang dan
jasa dimasa depan. Besarnya permintaan uang untuk transaksi tidak tergantung
kepada suku bunga melainkan tergantung pada pendapatan.
Mtr
= m1 .Y
Mtr
= Jumlah uang diminta untuk
transaksi dan jaga-jaga
m1 = factor pembanding
Y = Pendapatan nasional nominal
2. Motif berjaga – jaga ( precautionary
motive ). Uang tunai dipegang karena adanya ketidak pastian
penerimaan dan pengeluaran pendapatan dimasa depan. Domain motif berjaga-jaga
sama dengan motif transaksi, tidak bergantung pada suku bunga tetapi pada
pendapatan. Saldo uang tunai untuk
berjaga-jaga akan kecil apabila ada kepastian
pendapatan atau pendapatan bisa diperoleh secara rutin (missal tidak
sering terlambat terima gaji)
![]() |
Gari
gambar 4.1 terlihat bahwa permintaan uang untuk transaksi tergantung atau
berhubungan positif pada besarnya pendapatan, sehingga slopenya positif. Pada
pendapatan Y1 besarnya permintaan uang untuk traksaksi sebesar Mtr1, pada
pendapatan sebesar Y2 permintaan uang sebesar Mtr2, dst.
3, Motif spekulasi ( speculative
motive )
Ada yang berpendapat bahwa memegang uang tunai seperti
motif transaksi dan berjaga-jaga sangat rasional. Akan tetapi memegang uang
tunai dalam jumlah sangat besar menjadi tidak rasional, sebab tidak akan
memperoleh bunga atas uang tunai tersebut.
Keynes memperkenalkan
motif spekulasi sebagai tambahan motif memegang uang, yang dipegaruhi oleh suku
bunga sekarang dan masa depan. Uang dianggap alat penyimpan nilai yang lebih
baik daripada obligasi.
Msp = m2.i
Msp = jumlah uang yang
dimita untuk membeli surat berharga
i . = suku buga di pasar
![]() |
Dari gambar 4.2
terlihat bahwa banyaknya permintaan uang untuk spekulasi berhubungan negatif
dengan suku bunga (i), sehingga slope
kurva permintaan uangnya juga negatif. Semakin rendah suku bunga maka permintan
uang semakin besar. Pada tingkat suku bunga sangat rendah orang cenderung
menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang tunai daripada surat berharga.
Pertambahan uang beredar sebagian besar terdiri dari uang
giral. Dalam hal ini penambah atau penciptaan uang baru adalah seluruh sistem
perbankan di Indonesia. Kuncinya terletak pada perbandingan antara jumlah deposito
para nasabah yang ada di bank dengan jumlah uang tunai minimum yang harus
tersedia di bank untuk sewaktu – waktu memenuhi penarikan kembali deposito itu
oleh nasabah.
Penciptaan uang baru dalam bentuk uang giral mungkin
terjadi apabila semua nasabah penerima uang itu memasukkan kembali penerimaan
itu ke dalam rekening gironya, selain itu apabila bank memang meminjamkan atau
menginvestasikan sisa uang yang disimpan nasabah di atas cadangan minimal yang
ditetapkan Undang – undang. Apabila yang dipinjamkan atau diinvestasikan kurang
dari itu ( cadangan minimal ) maka JUB juga tidak akan bertambah sebanyak itu. Disamping
itu cash ratio memang sebagai kendali kebijakan moneter terhadap kredit
0 komentar:
Posting Komentar