Orientasi 1
Sebuah film yang berceritakan seorang warga negara Indonesia yang cinta
terhadap tanah air Indonesia ini mengadung pesan moral yang amat tinggi
yang akhir-akhir ini sering terabaikan. Film ini berjudul “Tanah Surga Katanya”
, dapat dilihat dari judulnya film ini merupakan sebuah sindiran halus pada
pemerintah Indonesia dari daerah perbatasan negara Kalimantan Barat.
Orientasi 2
Salah satu tokoh dalam film ini adalah seorang pahlawan RI yang pernah berjuang
merebutkan kemerdekaan Indonesia. Maka dari itu beliau sangat cinta terhadap
bangsa Indonesia. Beliau diwakili oleh tokoh yang bernama Hasyim, beliau adalah
kakek dari Salman dan Salina. Salman dan Salina adalah kakak beradik yang
tinggal dengan kakeknya diperbatasan negara Indonesia dengan Malaysia tepatnya
di Kalimantan Barat, ibu dan neneknya yang sudah meninggal dan ayahnya yang
merantau di negeri tetangga untuk mencari kesejahteraan hidup.
Tafsiran 1
Dalam film “Tanah Surga Katanya” sikap moral yang disarankan kepada penonton
adalah bersyukur. Warga Indonesia yang telah berjuang untuk mendapatkan
kemerdekaan Indonesia ini yang tinggal di perbatasan negara Indonesia dengan
Malaysia kehidupan sehari-harinya sangatlah terbatas, sedangkan para pejabat
negara yang menikmati fasilitas serba mewah dari negara jusru malah
menyalahgunakan kewajibannya. Tak hanya sarana pendidikan saja akan tetapi
sarana jaminan kesehatan pun masih sangat minim, dengan di tambah rumah sakit
yang jauh dari kampung. Jika ingin pergi berobat atau merujuk ke rumah sakit
harus melalui perjalanan yang sangat jauh dan sarana transportasi juga sangat
sulit bilapun ada ongkos transportasinya akan sangat mahal.
Tafsiran 2
Layaknya dongeng anak dalam majalah, film “Tanah Surga Katanya” menyampaikan
ajaran moral pada anak-anak untuk bangga dan cinta kepada negaranya sendiri.
Terlihat saat saat Ibu Astuti satu-satunya guru yang mengajar di daerah
tersebut, ketika beliau menanyakan PR nya menggambar bendera merah putih pada
anak didiknya kelas 3 SD, hasilnya sangat mengejutkan. Setelah semua PR mereka
angkat hampir semua salah dalam mengambar bendera merah putih, akan tetapi
hanya ada satu anak yang dapat menggambar bentuk dan warna bendera merah putih
yang benar, siswa itu bernama Salina. Salina ialah adik dari Salman yang
merupakan siswa pintar di kelas 4 dibandingkan dengan teman-temannya yang lain.
Kedua anak itu ialah cucu dari Kakek Hasyim. Tiap malam Kakek Hasyim
mendampingi kedua cucunya belajar, tak hanya mendampingi saja akan tetapi
setiap malam pula sang kakek selalu menceritakaan pengalamannya pada saat
melawan penjajah dan tentang seputar tanah Indonesia. Kejadian yang lebih
mengejutkan dari siswa-siswi di sana ialah tak hanya mereka tidak mengetahui
bendera merah putih saja, pada saat Ibu Guru Astuti pergi ke Kota ada
keperluan, sekolah di ajar dengan seorang dokter baru di tempat itu yang biasa
dipanggil Dokter Intel, pada saat Dokter Intel menyuruh anak-anak kelas 3 dan 4
menyanyikan lagi kebangsaan Indonesia, mereka malah menyanyikan lagu Kolam
Susu.
Tafsiran 3
Jauh lebih mengenaskan lagi, warga disana adalah warga negara Indonesia akan
tetapi mata uang yang digunakan disana ialah mata uang negara Malaysia yaitu
ringgit dan bahasa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari pun bahasa
Melayu. Ini terlihat saat Pak Dokter baru datang ke kampung itu dan dia
memberikan upah kepada salah satu anak kampung itu karena dia telah membantu
membawakan barang-barangnya dari kapal ke rumah Kepala Dusun. Pak Dokter baru
tersebut memberikan uang kepada anak tersebut sebesar Rp.50.000 akan tetapi
anak itu malah kaget dan bertanya “uang macam ini? Saya tak pernah melihat uang
macam ini.” Ini dikarenakan hampir seluruh warga disana mencari uang di negeri
tetangga yang lebih dekat dan lebih mudah. Digambarkan di film ini perbatasan
negara Indonesia dengan Malaysia hanya berbatasan jalan tanah dan jalan aspal.
Jalan tanah berarti mulai masuk Indonesia dan jalan aspal bertanda bahwa telah
masuk wilayah Malaysia.
Tafsiran 4
Tekanan batin sang kakek yang cinta akan negara Indonesia ini terlihat saat
anak Kakek Hasyim yang bernama Haris atau ayah dari Salman dan Salina berkerja
di negara tetangga yaitu negara Malaysia, suatu ketika setelah 1 tahun di sana
dia pun kembali ke kampung halamannya. Kepulangannya tersebut tidak lain ialah
bertujuan untuk mengajak ayahnya dan kedua anaknya untuk pindah dari kampung
halamannya dan tinggal menetap di Malaysia menjadi warga negara Malaysia secara
sah. Alasan Haris mengajak Kakek Hasyim dan kedua anaknya untuk pindah dan
tinggal menetap di Malaysia ialah di negara Malaysia sana dia merasa kebutuhan
hidupnya lebih tercukupi dan lebih sejahtera, tak hanya itu ternyata Haris
sudah menikah lagi dengan wanita Malaysia. Kakek Hasyim terus menolak ajakan
anaknya tersebut dikarenakan alasannya yaitu kakek telah berjuang dari jaman
dahulu untuk mengabdi kepada negara ini merebutkan sebuah kemerdekaan, sehingga
Kakek Hasyim tidak mau meninggalakan tanah air yang sudah ia susah payah pertahankan.
Akhirnya Haris hanya membawa anak perempuannya saja untuk berpindah ke
Malaysia, karena ayahnya tidak mau ikut berpindah ke Malaysia dan Salman lebih
memilih tinggal dengan kakeknya di kampung.
Tafsiran 5
Sebuah sindiran halus kepada pejabat yang waktu itu datang mengunjungi kampung
ini pun terjadi dari puisi yang dibacakan oleh Salman saat dipertunjukan
penyambutan pejabat yang sedang mengunjungi kampung tersebut. Nampak secara
tiba-tiba muka pejabat ini manjadi kesal karena mendengarkan puisi yang
dibacakan oleh Salman yang berjudul “Tanah Surga Katanya”, didalam puisi
tersebut ia membawa nama kakeknya dengan kalimat “...tapi kata kakekku...”.
Tafsiran 6
Tak hanya tekanan batin saja yang tergambarkan di sini akan tetapi tekanan
ekonomi terjadi pula pada keluarga Kakek Hasyim. Kehidupan kakek dan Salman
dikampung yang serba minim sedangkan ayah Salman yang berkecukupan di negara
tentangga. Pada saat penyakit kakek semakin parah dan harus dibawa ke rumah
sakit pun terkendala biaya. Ini menyebabkan Salman selain ia bersekolah ia juga
berkerja mengantarkan barang dagangan ke pasar negara tetangga tersebut untuk
mendapatkan uang guna membiayai berobat kakeknya. Pasarnya tidak jauh dari
kampung itu, karena hanya cukup dengan jalan kaki melewati perbatasan darat
yang hanya digambarkan perbedaan jalan tanah dan aspal, maka akan sampailah ke
pasar. Pada saat mencari uang ke pasar Malaysia terdekat Salman bertemu dengan
ayahnya dan Salina.
Tafsiran 7
Sebuah pesan moral yang amat dalam tercipta dalam film ini yaitu saat Salman
mengantarkan dangannya ke pasar Malaysia terdekat ia melihat kain merah putih
yang digunakan untuk kain pembungkus dagangan oleh salah seorang pedagang di
pasar tersebut. Dia tidak tahan melihat sang saka merah putih diperlakukan
semacam itu. Saat dia telah membeli 2 sarung yang niatnya akan di berikan untuk
kakeknya, akhirnya dengan melihat hal semacam itu Salman memberikan salah satu
sarung tersebut kepada pedangan tersebut untuk di tukarkan dengan kain merah
putih. Dan akhirnya Salman pulang ke kampungnya dengan membawa bendera marah
putih yang ia kibarkan sambil dibawanya berlari pulang.
Tafsiran 8
Cerita penutup yang begitu menyentuh hati. Cerita ini diakhiri ketika penyakit
kakek Hasyim pada saat itu sampai puncak keparahannya,dan Dokter Intel pun
menyarankan kakek untuk dibawa ke rumah sakit. Dan disaat inilah Salman
memberikan uang yang telah ia dapat dan kumpulkan dari hasil kerjanya ia
berikan kepada Dokter Intel dan Bu Astuti untuk membawa Kakek Hasyim ke kota
untuk dirawat di sana. Keesokan harinya pun kakek Hasyim, Salman, Dokter Intel,
dan Bu Astuti pergi ke kota terdekat untuk membawa Kakek Hasyim ke rumah sakit
dengan menggunakan perahu tradisonal. Perjalanan yang amat panjang ini menyebabkan
Kakek Hasyim tidak tertolong. Kakek Hasyim meninggal dalam perjalanan. Dan saat
itu pula justru Haris sedang asik memeriahkan kemenangan sepak bola Malaysia
atas kekalahan Indonesia.
Tafsiran 9
Peristiwa
bertemu Salman dengan Salina dan ayah saat dia pergi ke pasar untuk
mengantar dagangan tersebut terlihat sangatlah mudah sekali. Ini tidak wajar
dalam kehidupan dunia nyata. Salman yang tidak tau Malaysia, hanya dengan asal
jalan dia bertemu dengan adik dan ayahnya. Dimana seharus orang pembantu yang
menemukankan ayah dan anaknya ini. Dan tidak masuk akal Salman seorang anak
yang duduk di kelas 4 SD bisa hafal jalan pulang yang baru ia temukan sekali
itu, itu pun hanya asal dia berjalan untuk menemui rumah ayahnya yang ada di
Malaysia.
Evaluasi
Jika
dibandingkan dengan film garapan Herwin Novianto sebelumnya sebenarnya
konsepnya tidak jauh berbeda. Kedua film tersebut sama-sama mengangkat
kehidupan sosial masyarakat. Di film ini Herwin juga memakai kembali aktor yang
bermain di Jagad X Code, yaitu Ringgo
Agus Rahman yang mana dia disini memerankan peran 180 derajad berbeda dengan
peran yang dimainkan di Jagad X Code. Terlebih
lagi di film Tanah Surga.... Katanya
menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan Jagad
X Codeterlebih karena adanya sindiran yang seperti ditujukan untuk
Pemerintah Indonesia dan juga pesan yang disampaikan adalah tentang
nasionalisme yang sekarang ini sedang dirasa luntur karena banyaknya budaya
asing yang masuk ke Indonesia.
Rangkuman 1
Penggambaran kecintaan pada tanah air yang sangat bagus
dan menyampaikan pesan moral yang sangat dalam. Film musikal yang bercerita
cinta tanah air dengan iringi lagu kebangsaan saat terjadi peristiwa yang luar
biasa, menambah nilai postif dalam penyampaian pesan di film “Tanah Surga
Katanya”.
Rangkuman 2
Dalam
cerita film “Tanah Surga Katanya” dapat kita ambil kesimpulan bahwa negara
Indonesia ini sangatlah luas. Untuk mencapai kata makmur dan sejahtera untuk
seluruh Indonesia ini sangatlah sulit, dibutuhkan kerja yang ekstra dari
seluruh warga negara. Rasa cinta tanah air perlu ditanamkan sejak dini karena
dengan menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini generasi muda akan terbiasa
dengan cinta terhadap tanah airnya. Apalagi ditengah zaman globalisai semacam
ini jika tidak ditanamkan rasa cinta tanah air sejak dini maka hancurlah negeri
ini dan kembali dijajah lagi.
0 komentar:
Posting Komentar