Rabu, 26 April 2017

KERAJAAN DI INDONESIA



KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan yang terletak di pesisir Pantai Utara Sumatera, di sekitar kota Lhokseumawe. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu. Belum banyak bukti-bukti yang diketahui mengenai sejarah kerajaan ini. Namun jejaknya dapat ditelusuri melalui Hikayat Raja-raja Pasai.
a)      Sumber Sejarah
         Hikayat raja
         Berita Marcopolo
         Berita Ibnu Battutah
b)      Kehidupan Perekonomian
Sebagai kerajaan maritim (dari pelayaran dan perdagangan), sumber penghasilan Pasai yaitu dari pajak kapal dagang yang melewati wilayah perairannya, dan Pasai juga mengandalkan lada sebagai sumber penghasilannya.
c)      Kehidupan Politik
    Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Meurah Silu. Meurah silu memeluk islam setelah pertempurannya dengan Syekh Ismail. Meurah Silu menjadi Sultan dengan gelar Sultan Malik al Saleh. Setelah sultan Malik al Saleh meninggal, jabatan sultan diturunkan kepada puteranya, yaitu Sultan Malik al Zhahir. Kekuasaan kemudian dilanjutkan oleh keturunan Sultan Malik al Zhahir.
d)      Kehidupan Sosial
Kehidupan social masyarakatnya didasarkan hukum Islam. Samudera Pasai pernah menjadi pusat pengembangan islam. Kerajaan Samudera Pasai berjasa dalam menyebarkan islam ke seluruh pelosok Sumatera. Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan maritim sehingga masyarakatnya turut aktif dalam kegiatan perdagangan.
e)      Faktor-faktor Keruntuhan
         Tidak ada pengganti yang cakap dan terkenal setelah Sultan Malik al Zhahir
         Terjadinya perebutan kekuasaan
         Serangan Majapahit yang berambisi menyatukan Nusantara
         Serangan Portugis
         Berdirinya Bnadar Malaka yang letaknya lebih strategis.
f)       Faktor Kejayaan
         Menjadi pusat perdagangan internasional pada masa pemerintahan Sultan Malik al Saleh
         Merupakan Bandar niaga yang strategis
         Penghasil Rempah-rempah terkemuka di dunia
         Produsen Komoditas (sutera, kapur barus, dan emas)
g)      Peninggalan
         Hikayat raja
         Dirham (koin emas)
         Cakra Donya
         Stempel Pasai
         Cerana
         Batu Nissan Sultan Malik al Saleh
         Batu akik
         Makam Sultanah nahrasiyah
KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
Aceh sering juga disebut dengan serambi mekah. Inilah sejarah singkat mengenai kerajan Aceh. Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah, setelah berhasil melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Kerajaan Aceh kemudian diperintah oleh Sultan Alauddin Riayat Syah. Aceh mencapai kebesaran pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada masa ini, banyak pedagang dari daerah lain yang datang ke Aceh untuk membeli hasil buminya. Peninggalan kebudayaan pada masa pemerintahan Iskandar Muda yaitu masjid Baiturrahman. Setelah Iskandar Muda wafat digantikan oleh Sultan Iskandar Thani. Tata pemerintahan Aceh diatur dalam undang-undang yang disebut Adat Mahkota Alam. Berdasarkan tata pemerintahan tersebut, wilayah Aceh dibagi dalam wilayah sagi dan wilayah pusat kerajaan. Setiap sagi terdiri dari sejumlah mukmin dan dikepalai oleh panglima sagi yang disebut hulubalang besar. Sebagai negara Islam, Aceh disebut Serambi Mekah karena Aceh menjadi pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara dan untuk memperdalam Islam lebih dahulu belajar ke Aceh untuk mendapatkan dasar Islam yang kuat.

Masyarakat Aceh dikelompokkan dalam golongan Teuku, yakni golongan masyarakat bangsawan, dan golongan Tengku, yakni golongan agama. Penghasilan Kerajaan Aceh didapat dari penarikan pajak dan cukai yang terdiri dari beberapa macam antara lain pajak pasar dan cukai intan. Dalam bidang sastra, Aceh banyak melahirkan tokoh-tokoh, antara lain Syamsuddin Pasai, Hamzah Fansyuri, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdul al-Rauf. Nuruddin ar-Raniri mengarang Bustanus Salatin (taman raja-raja dan adat istiadat Aceh serta ajaran Islam). Abdul al-Rauf dari Singkel (Syeikh Kuala) membuat tafsir Alquran dalam bahasa Melayu. Ia menentang aliran heterodoks (makhluk yang diciptakan sebagai penampilan dari penciptanya). Aliran yang dianutnya adalah aliran ortodoks, yakni Allah pencipta dan makhluk ciptaan-Nya tidak dapat mengetahui keadaan-Nya. Setelah wafatnya Sultan Iskandar Muda, tidak ada pengganti yang bijaksana sehingga menyebabkan kemunduran Aceh. Selain itu, mundurnya perdagangan Aceh akibat Malaka jatuh ke tangan Portugis sehingga pedagang Islam beralih ke Demak juga menyebabkan kemunduran Aceh. Peninggalan kerajaan Aceh, gambar benteng Indrapatra adalah Makam Raja Aceh benteng peninggalan kerajaan aceh iskandar muda saat melawan portugis adalh mesjid baiturrahman mesjid ini adalah peninggalan kerajaan aceh darussalam dan merupakan mesjid satu2nya yg terkenal di indonesia.
KERAJAAN DEMAK
Di Bintoro Demak, Kerajaan Islam Demak pertama kali didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1475-1518 M atau sekitar abad ke-15 M. Raden Patah mendirikan kerajaan tanpa ikatan dengan kerajaan Majapahit karena pada saat itu kerajaan majapahit sedang mengalami kemunduran. Para Wali Songo mendukung penuh berdirinya kerajaan Demak dan dalam waktu singkat Demak berhasil menjadi kerajaan yang sangat besar dan disegani oleh kerajaan dinusantara.
           Kehidupan Politik Kerajaan Demak
4 faktor yang mendorong Kerajaan Demak menjadi kerajaan besar adalah :
- Letak yang strategis dikarenakan letak Kerajaan Demak yang di tengah-tengah jalur pelayaran nasional.
- Letak dekat dengan muara sungai mendorong aktivitas perdagangan cepat berkembang.
- Kerajaan Demak merupakan produsen beras terbesar di Pulau Jawa pada saat itu.
- Mundurnya Kerajaan Majapahit berdampak positip bagi Kerajaan Demak.
           Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak
Letak kerajaan Demak yang sangat strategis sangat membantu, Kerajaan Demaksebagai kerajaan Maritim. dan letak dekat muara sungai Demak mendorong aktivitas perdagangan cepat berkembang. Kerajaan Demak juga hidup dari agraris yang berdampak Pertanian di Demak tumbuh dengan baik karena aliran sungai Demak lewat pelabuhan Bergota dan Jepara. Demak bisa menjual hasil produksi seperti beras, garam dan kayu jati.
           Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Demak
Bangunan Masjid Demak adalah satu peninggalan berharga kerajaan Demak yang terletak di sebelah barat alun-alun Demak. Masjid Agung Demak juga memiliki ciri yang khas yaitu salah satu tiang utamanya terbuat dari tatal ( potongan kayu).
           Kehidupan Keagamaan Kerajaan Demak
Berdirinya kerajaan Demak banyak didorong oleh latar belakang untuk mengembangkan dakwah Islam di Jawa sampai nusantara. Dan berkat dukungan dariWali Songo , Demak berhasil menjadikan kerajaan Islam pertama kali di Jawa yang memiliki pengaruh cukup kuat. Untuk mendukung dan dakwa   pengembangan agama Islam, didirikannya Masjid Agung Demak sebagai pusat Kerajaan Demak.
KASULTANAN BANTEN
Sejarah kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang terletak di Propinsi Banten. Mulanya, kerajaan Banten berada dibawah kekuasaan Kerajaan Demak. Namun, Banten berhasil melepaskan diri ketika mundurnya Kerajaan Demak. Pemimpin Kerajaan Banten pertama adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah pada tahun 1522-1570. Sultan Hasanuddin berhasil membuat Banten sebagai pusat perdagangan dengan memperluas sampai ke daerah Lampung, penghasil lada di Sumatera Selatan. Tahun 1570 Sultan Hasanuddin meninggal kemudian dilanjutkan anaknya, Maulana Yusuf (1570-1580) yang berhasil menakhlukkan Kerajaan Pajajaran pada tahun 1579. Setelah itu, dilanjutkan oleh Maulana Muhammad (1585-1596) yang meninggal pada penakhlukkan Palembang sehingga tidak berhasil mempersempit gerakan Portugal di Nusantara.
Kejayaan Kasultanan Demak mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Dimana, Banten membangun armada dengan contoh Eropa serta memberi upah kepada pekerja Eropa dan melakukan monopoli Lada di Lampung yang menjadi perantara perdagangan dengan negara-negara lain sehingga Banten menjadi wilayah yang multi etnis dan perdagangannya berkembang dengan pesat.
Kemunduran Kasultanan Demak berawal dari perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini dimanfaatkan oleh VOC dengan memihak kepada Sultan Haji.

KASULTANAN MAKASSAR
Kerajaan Makassar berdiri pada abad ke-16 Masehi yang awalnya terdiri atas dua kerajaan yaitu  kerajaan Gowa dan Tallo, Kemudian  keduanya  bersatu dibawah pimpinan raja Gowa yaitu Daeng Manrabba. Setelah menganut agama Islam Ia bergelar Sultan Alauddin.  Sedangkan Raja Tallo sendiri yaitu Karaeng Mattoaya yang bergelar Sultan Abdullah, Bersatunya kedua kerajaan ini bersamaan dengan tersebarnya agama Islam di Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1650, Penguasa Gowa dan Tallo memeluk agama Islam.  Dalam perjalanannya kerajaan masing-masing, dua kerajaan bersaudara ini dilanda peperangan bertahun-tahun. Hingga kemudian pada masa Gowa dipimpin Raja Gowa X, Kerajaan Tallo mengalami kekalahan.  Kedua kerajaan kembar itu pun menjadi satu kerajaan dengan kesepakatan “Rua Karaeng se’re ata” (dua raja, seorang hamba).  Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo ini akhirnya meleburkan Pusat pemerintahan dari Kerajaan Makassar terletak di Sombaopu. Letak kerajaan Makassar sangat strategis karena berada di jalur lalu lintas pelayaran antara Malak dan Maluku. Letaknya yang sangat strategis itu menarik minat para pedagang untuk singgah di pelabuhan Sombaopu.
Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Karaeng Matoaya (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Daeng Manrabia (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 – 1653).
Raja yang pernah memerintah di Kasultanan Makassar
1.         (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Daeng Manrabia (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah.
2.         Raja Muhammad Said (1639 – 1653).
3.         Sultan Hasannudin (1653 – 1669).
Peninggalan Kerajaan Makassar
1. Istana Balla Lompoa
2. Masjid Katangka
3. Benteng Ujung Pandang
Kasultanan Ternate dan Tidore
         Kerajaan Ternate terdiri dari persekutuan lima daerah, yaitu Ternate, Obi, Bacan, Seram, Ambon, (disebut Uli Lima) sebagai pimpinannya adalah Ternate.
         Kerajaan Tidore terdiri dari sembilan satuan negara disebut Uli Siwa yang terdiri dari Makyan, Jailolo, dan daerah antara Halmahera – Irian.
Raja yang benar-benar memeluk Islam adalah Zainal Abidin (1486 – 1500). Ia mendapat ajaran Islam dari Sunan Giri. Kekuasaan Ternate dan Tidore mencakup pulau-pulau yang ada di sekitarnya. Penghasilan utamanya adalah cengkih, pala, rempah-rempah, dan ramuan obat-obatan yang sangat diperlukan oleh masyarakat Eropa.
Ketika bangsa Portugis datang ke Ternate, mereka bersekutu dengan bangsa itu (1512). Demikian juga ketika bangsa Spanyol datang ke Tidore, mereka juga bersekutu dengan bangsa itu (1512). Portugis akhirnya dapat mendirikan benteng Sao Paulo di Ternate dan banyak melakukan monopoli perdagangan. Tindakan ini menimbulkan perlawanan yang dipimpin oleh Sultan Hairun (1550 – 1570). Tindakan Musquita menangkap Sultan Hairun dilepas setelah kembali, tetapi kemudian dibunuh setelah paginya disuruh berkunjung ke benteng Portugis.
Sultan Baabullah (1570 – 1583) memimpin perlawanan untuk mengenyahkan Portugis dari Maluku sebagai balasan terhadap kematian ayahnya. Benteng Portugis dikepung selama 5 tahun, tetapi tidak berhasil. Sultan Tidore yang berselisih dengan Ternate kemudian membantu melawan Portugis. Akhirnya, benteng Portugis dapat dikuasai setelah Portugis menyerah karena dikepung dan kekurangan makanan.
Tokoh dari Tidore yang anti-Portugis adalah Sultan Nuku. Pada tanggal 17 Juli 1780, Pata Alam dinobatkan sebagai vasal dari VOC dengan kewajiban menjaga keamanan di wilayahnya, yaitu Maba, Weda, Patani, Gebe, Salawatti, Missol, Waiguna, Waigen, negeri-negeri di daratan Irian, Pulau Bo, Popa, Pulau Pisang, Matora, dan sebagainya. Di sisi lain, Nuku terus mengadakan perlawanan terhadap Belanda di Ternate dan Tidore.
Pada tahun 1783, Pata Alam menjalankan strategi untuk meraih loyalitas raja-raja Irian. Akan tetapi, usaha tersebut menemui kegagalan, karena para utusan dengan pasukan mereka berbalik memihak Nuku. Akhirnya, Pata Alam dituduh oleh Kompeni bersekongkol dengan Nuku. Pata Alam ditangkap dan rakyat pendukungnya dihukum. Peristiwa ini sering disebut Revolusi Tidore (1783).
Untuk mengatur kembali Tidore, pada tanggal 18 Oktober 1783, VOC mengangkat Kamaludin untuk menduduki takhta Tidore sebagai vasal VOC. Di sisi lain, perjuangan Nuku mengalami pasang surut. Pada tahun 1794, gerakan tersebut mendapat dukungan dari Inggris. Sekembalinya dari Sailan, Pangeran Jamaludin beserta angkatannya menggabungkan diri dengan Nuku. Pada tanggal 12 April 1797 Angkatan Laut Nuku muncul di Tidore. Hampir seluruh pembesar Tidore menyerah, kecuali Sultan Kamaludin berserta pengawalnya. Mereka menyerahkan diri ke Ternate. Tidore diduduki oleh Nuku hingga meninggal tanggal 14 November 1805 dan digantikan oleh Zaenal Abidin.

KERAJAAN SINGASARI
A. AWAL BERDIRINYA KERAJAAN
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Asal usul Ken Arok tidak jelas. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang wanita tani dari Desa Pangkur (sebelah timur Gunung Kawi). Para ahli sejarah menduga ayah Ken Arok seorang pejabat kerajaan, mengingat wawasan berpikir, ambisi, dan strateginya cukup tinggi. Hal itu jarang dimiliki oleh seorang petani biasa. Pada mulanya Ken Arok hanya merupakan seorang abdi dari Akuwu Tumapel bernama Tunggul Ametung. Ken Arok setelah mengabdi di Tumapel ingin menduduki jabatan akuwu dan sekaligus memperistri Ken Dedes (istri Tunggul Ametung). Dengan menggunakan tipu muslihat yang jitu, Ken Arok dapat membunuh Tunggul Ametung. Setelah itu, Ken Arok mengangkat dirinya menjadi akuwu di Tumapel dan memperistri Ken Dedes yang saat itu telah mengandung. Ken Arok kemudian mengumumkan bahwa dia adalah penjelmaan Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Hal itu dimaksudkan agar Ken Arok dapat diterima secara sah oleh rakyat sebagai seorang pemimpin.
Tumapel pada waktu itu menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Kediri yang diperintah oleh Raja Kertajaya atau Dandang Gendis. Ken Arok ingin memberontak, tetapi menunggu saat yang tepat. Pada tahun 1222 datanglah beberapa pendeta dari Kediri untuk meminta perlindungan kepada Ken Arok karena tindakan yang sewenang-wenang dari Raja Kertajaya. Ken Arok menerima dengan senang hati dan mulailah menyusun barisan, menggembleng para prajurit, dan melakukan propaganda kepada rakyatnya untuk memberontak Kerajaan Kediri.
Setelah segala sesuatunya siap, berangkatlah sejumlah besar prajurit Tumapel menuju Kediri. Di daerah Ganter terjadilah peperangan dahsyat. Semua prajurit Kediri beserta rajanya dapat dibinasakan. Ken Arok disambut dengan gegap gempita oleh rakyat Tumapel dan Kediri. Selanjutnya, Ken Arok dinobatkan menjadi raja. Seluruh wilayah bekas Kerajaan Kediri disatukan dengan Tumapel yang kemudian disebut Kerajaan Singasari. Pusat kerajaan dipindahkan ke bagian timur, di sebelah Gunung Arjuna.
 E. MASA KEJAYAAN KERAJAAN SINGASARI
Puncak kejayaan Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara berhasil melakukan konsolidasi dengan jalan menempatkan pejabat yang memiliki kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya. Raja tidak segan-segan untuk mengganti pejabat yang dipandang kurang berkualitas. Selain itu, raja juga melakukan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan besar, salah satunya dengan Kerajaan Campa. Berkat politik pemerintahan yang dijalankan Kertanegara, Singasari berkembang menjadi salah satu kerajaan terkuat di Nusantara, baik dl bidang perdagangan maupun militer.
F. RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan oleh dua sebab utama, yaitu tekanan luar negeri dan pemberontakan dalam negeri. Tekanan asing datang dari Khubilai Khan dan Dinasti Yuan di Cina. Khubilai Khan menghendaki Singasari untuk menjadi taklukan Cina. Sebagai orang yang mengambil gelar sebagai maharajadiraja, tentu Kertanegara menolaknya. Penolakan itu disampaikan dengan cara menghina utusan Khubilai Khan yang bernama Meng-chi. Sejak itu konsentrasi Kertanegara terfokus pada usaha memperkuat pertahanan lautnya. Di tengah usaha menghadapi serangan dari Kekaisaran Mongol, tiba-tiba penguasa daerah Kediri yang bernama Jayakatwang melakukan pemberontakan. Kediri sebagai wilayah kekuasaan terakhir Wangsa Isana, memang berpotensi untuk melakukan pemberontakan. Sebetulnya Kertanegara telah memperhitungkannya, sehingga mengambil menantu Ardharaja, anak Jayakatwang. Akan tetapi langkah Kertanegara ternyata tidak efektif. Pada tahun 1292 Jayakatwang menyerbu ibukota dan berhasil membunuh Kertanegara serta menguasai istana sehingga runtuhlan Kerajaan Singasari.
G. PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI
1.         Candi Singosari
2.         Candi Jago
1.3.      Candi Sumberawan
4.         Arca Dwarapala
5.         Prasasti Manjusri
6.         Prasasti Mula Malurung
7.         Prasastri Singosari
8.         Candi Jawi
9.         Prasasti Wurare
10.       Candi Kidal

 4 Raja Terkenal dari Kerajaan Singasari
1. Ken Angrok (Ken Arok)
2) Anusapati dan Tohjaya
3) Wisnuwardhana
4) Kertanagara
KERAJAAN MAJAPAHIT
Asal Mula Berdirinya Majapahit
Asal mula Kerajaan Majapahit diceritakan bahwa sesudah Singasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, Singasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatianKubilai Khan, seorang penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan bernama Meng Chi ke Singasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singasari yang terakhir, menolak untuk membayar upeti dan merusak wajah utusan tersebut serta memotong telinganya. Kublai Khan pun marah lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa pada tahun 1293 M. Ketika itu, Jayakatwang, Adipati Kediri, membunuh Kertanagara. Atas saran dan Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya,menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi Hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru yang diberi nama Majapahit. Nama itu diambil dan “buah maja” dan “rasa pahit” dan buah tersebut. Ketika pasukan Mongolia tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongolia untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka untuk menanik pulang pasukannya karena mereka berada di wilayah asing. Tanggal kelahiran kerajaan Majapahit pada tanggal 10 November 1293 adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.
Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit
Hayam Wuruk, juga disebut sebagai Rajasanagara. Ia memerintah Majapahit dan tahun 1350-1389 M. Majapahit mencapal puncak kejayaannya dengan bantuan Mahapatihnya, Gadjah Mada. Di bawah perintah Gadjah Mada (1313-1364 M), Majapahit menguasai Iebih banyak wilayah. Pada tahun 1377 M, beberapa tahun setelah kematian Gadjah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang, menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Selain Gadjah Mada, Majapahit juga memiliki jendral yang juga terkenal bernamaAdityawarman. Ia terkenal karena penaklukkannya di Minangkabau. Menurut Kakawin Nagarakertagama Pupuh Xlll-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian Kepulauan Filipina. Namun, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tidak berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.
Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah ketika terjadi perang saudara(Perang Paregreg) pada tahun 1405-1406 M, antara Wirabhumi melawanWikramawardhana. Terjadi pula pergantian raja yang diperdebatkan pada tahun 1450-an dan pemberontakan besar oleh seorang bangsawan pada 1468 M. Kerajaan Majapahit berakhir pada tahun 1400 Saka atau 1478 M. Hal ini tampak pada candrasengkala (penanda tahun) yang berbunyi “sirna ilang kertaning bumi” yang berarti “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Pada tahun tersebut digambarkan gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, olehGirindrawardhana. Kemunduran Kerajaan Majapahit terjadi pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15. Pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan Islam berdiri yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul dibagian barat Nusantara. Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis, dan Italia menjelaskan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus,penguasa dan Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M.
 Karya Sastra Zaman Majapahit Awal
a. Kitab NegaraKertagama
b. Kitab Sutasoma
c. Kitab ArjunaWiwaha
d. Kitab Kunjarakarna
2). Karya Sastra Zaman Majapahit Akhir
a. Kitab Sudayana
b. Kitab Sorandakan
c. Kitab Ronggolawe
d. Kitab Panjiwijayakarma
.e. Kitab Usana Jawa
f. Tantu Panggelaran
g. Kitab Pararaton
h. Kitab Calon Arang
Sebutkan 4 Raja Terkenal di Kerajaan Majapahit
1) Raden Wijaya (1293-1309)
2) Jayanegara (1309-1328)
3) Tribuanatunggadewi (1328-1350)
4) Hayam Wuruk (1350-1389)

KESULTANAN BANJAR
Kerajaan Banjar merupakan kerajaan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Selatan. Kerajaan Banjar disebut juga Kesultanan Banjarmasin. Sebelum menjadi kerajaan Islam, Kerajaan Banjar telah diperintah oleh tujuh orang raja. Raja pertama ialah Pangeran Surianata (1438-1460) dan raja terakhir ialah Pangeran Tumenggung (1588-1595). Selama Pangeran Tumenggung memerintah, situasi politik di Kerajaan Banjar berada dalam keadaan rawan dan roda pemerintahan tidak dapat berjalan dengan baik. Pusat pemerintahan lalu dipindahkan dari Daha ke Danau Pagang, dekat Amuntai. Pangeran Samudera yang berada di pengasingan secara diam-diam menyusun kekuatan untuk menaklukkan Pangeran Tumenggung.
Akibatnya, pada tahun 1595 terjadi perang saudara yang berakhir dengan kemenangan di pihak Pangeran Samudera. Keberhasilan Pangeran Samudera tidak terlepas dari dukungan umat Islam di wilayah Banjar serta dukungan Patih Masih dengan prajurit Kerajaan Demak. Setelah masuk Islam, Pangeran Samudera berganti nama menjadi Pangeran Suriansyah. Kemudian ia memindahkan pusat pemerintahan ke suatu tempat yang diberi nama Bandar Masih, sekarang Banjarmasin. Peristiwa ini tercatat sebagai awal berdirinya Kerajaan Banjar yang bercorak Islam dan masa kebangkitan orang-orang Islam di Kalimantan.
Sejak pemerintahan Sultan Suryanullah, Kerajaan Banjar atau Banjarmasin meluaskan kekuasaannya sampai Sambas, Batanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan Sambangan. Sebagai tanda daerah takluk biasanya pada waktu-waktu tertentu mengirimkan upeti kepada Sultan Suryanullah sebagai penguasa Kerajaan Banjar. Setelah Sultan Suryanullah wafat, ia digantikan oleh putra tertuanya dengan gelar Sultan Rahmatullah. Ketika menjabat sebagai raja, ia masih mengirimkan upeti ke Demak, yang pada waktu itu sudah menjadi Kerajaan Pajang
Perpindahan pusat pemerintahan Kesultanan Banjar juga terjadi pada masa pemerintahan sultan-sultan berikutnya. Pada akhir masa pemerintahan Sultan Hidayatullah (1650), pusat pemerintahan dipindahkan ke Batang Mangapan, yang sekarang bernama Muara Tambangan, dekat Martapura. Pada masa pemerintahan Sultan Tamjidillah (1745-1778) pusat pemerintahan dipindahkan ke Martapura pada tahun 1766, pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman (1808-1825) dipindahkan ke Karang Intan, dan pada pemerintahan Sultan Adam al-Wasi’ Billah (1825-1857) dipindahkan kembali ke Martapura. Islam yang telah dianut oleh tokoh dan pembesar-pembesar kesultanan ini, berkembang terus di Kalimantan. Hal ini dimungkinkan karena mereka memberi perhatian dan dukungan yang besar terhadap perkembangannya, antara lain adanya usaha Sultan Tahlillullah (memerintah 1700-1745) untuk mengembangkan dakwah Islam di sana.




0 komentar:

Posting Komentar

 
About Dee Blogger Template by Ipietoon Blogger Template