KERAJAAN
SAMUDERA PASAI
Kerajaan Samudera Pasai
adalah kerajaan yang terletak di pesisir Pantai Utara Sumatera, di sekitar kota
Lhokseumawe. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu. Belum banyak bukti-bukti
yang diketahui mengenai sejarah kerajaan ini. Namun jejaknya dapat ditelusuri
melalui Hikayat Raja-raja Pasai.
a) Sumber Sejarah
• Hikayat raja
• Berita Marcopolo
• Berita Ibnu Battutah
b) Kehidupan Perekonomian
Sebagai kerajaan
maritim (dari pelayaran dan perdagangan), sumber penghasilan Pasai yaitu dari
pajak kapal dagang yang melewati wilayah perairannya, dan Pasai juga
mengandalkan lada sebagai sumber penghasilannya.
c) Kehidupan Politik
Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh
Meurah Silu. Meurah silu memeluk islam setelah pertempurannya dengan Syekh
Ismail. Meurah Silu menjadi Sultan dengan gelar Sultan Malik al Saleh. Setelah
sultan Malik al Saleh meninggal, jabatan sultan diturunkan kepada puteranya,
yaitu Sultan Malik al Zhahir. Kekuasaan kemudian dilanjutkan oleh keturunan
Sultan Malik al Zhahir.
d) Kehidupan Sosial
Kehidupan social
masyarakatnya didasarkan hukum Islam. Samudera Pasai pernah menjadi pusat
pengembangan islam. Kerajaan Samudera Pasai berjasa dalam menyebarkan islam ke
seluruh pelosok Sumatera. Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan maritim
sehingga masyarakatnya turut aktif dalam kegiatan perdagangan.
e) Faktor-faktor Keruntuhan
• Tidak ada pengganti yang cakap dan
terkenal setelah Sultan Malik al Zhahir
• Terjadinya perebutan kekuasaan
• Serangan Majapahit yang berambisi
menyatukan Nusantara
• Serangan Portugis
• Berdirinya Bnadar Malaka yang letaknya
lebih strategis.
f) Faktor Kejayaan
• Menjadi pusat perdagangan
internasional pada masa pemerintahan Sultan Malik al Saleh
• Merupakan Bandar niaga yang strategis
• Penghasil Rempah-rempah terkemuka di
dunia
• Produsen Komoditas (sutera, kapur
barus, dan emas)
g) Peninggalan
• Hikayat raja
• Dirham (koin emas)
• Cakra Donya
• Stempel Pasai
• Cerana
• Batu Nissan Sultan Malik al Saleh
• Batu akik
• Makam Sultanah nahrasiyah
KERAJAAN
ACEH DARUSSALAM
Aceh sering juga
disebut dengan serambi mekah. Inilah sejarah singkat mengenai kerajan Aceh.
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah, setelah berhasil
melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Kerajaan Aceh kemudian diperintah oleh
Sultan Alauddin Riayat Syah. Aceh mencapai kebesaran pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda. Pada masa ini, banyak pedagang dari daerah lain yang
datang ke Aceh untuk membeli hasil buminya. Peninggalan kebudayaan pada masa
pemerintahan Iskandar Muda yaitu masjid Baiturrahman. Setelah Iskandar Muda
wafat digantikan oleh Sultan Iskandar Thani. Tata pemerintahan Aceh diatur
dalam undang-undang yang disebut Adat Mahkota Alam. Berdasarkan tata
pemerintahan tersebut, wilayah Aceh dibagi dalam wilayah sagi dan wilayah pusat
kerajaan. Setiap sagi terdiri dari sejumlah mukmin dan dikepalai oleh panglima
sagi yang disebut hulubalang besar. Sebagai negara Islam, Aceh disebut Serambi
Mekah karena Aceh menjadi pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara dan untuk
memperdalam Islam lebih dahulu belajar ke Aceh untuk mendapatkan dasar Islam
yang kuat.
Masyarakat Aceh
dikelompokkan dalam golongan Teuku, yakni golongan masyarakat bangsawan, dan
golongan Tengku, yakni golongan agama. Penghasilan Kerajaan Aceh didapat dari
penarikan pajak dan cukai yang terdiri dari beberapa macam antara lain pajak
pasar dan cukai intan. Dalam bidang sastra, Aceh banyak melahirkan tokoh-tokoh,
antara lain Syamsuddin Pasai, Hamzah Fansyuri, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdul
al-Rauf. Nuruddin ar-Raniri mengarang Bustanus Salatin (taman raja-raja dan
adat istiadat Aceh serta ajaran Islam). Abdul al-Rauf dari Singkel (Syeikh
Kuala) membuat tafsir Alquran dalam bahasa Melayu. Ia menentang aliran
heterodoks (makhluk yang diciptakan sebagai penampilan dari penciptanya).
Aliran yang dianutnya adalah aliran ortodoks, yakni Allah pencipta dan makhluk
ciptaan-Nya tidak dapat mengetahui keadaan-Nya. Setelah wafatnya Sultan
Iskandar Muda, tidak ada pengganti yang bijaksana sehingga menyebabkan
kemunduran Aceh. Selain itu, mundurnya perdagangan Aceh akibat Malaka jatuh ke
tangan Portugis sehingga pedagang Islam beralih ke Demak juga menyebabkan
kemunduran Aceh. Peninggalan kerajaan Aceh, gambar benteng Indrapatra adalah
Makam Raja Aceh benteng peninggalan kerajaan aceh iskandar muda saat melawan
portugis adalh mesjid baiturrahman mesjid ini adalah peninggalan kerajaan aceh
darussalam dan merupakan mesjid satu2nya yg terkenal di indonesia.
KERAJAAN
DEMAK
Di Bintoro Demak,
Kerajaan Islam Demak pertama kali didirikan oleh Raden Patah pada tahun
1475-1518 M atau sekitar abad ke-15 M. Raden Patah mendirikan kerajaan tanpa
ikatan dengan kerajaan Majapahit karena pada saat itu kerajaan majapahit sedang
mengalami kemunduran. Para Wali Songo mendukung penuh berdirinya kerajaan Demak
dan dalam waktu singkat Demak berhasil menjadi kerajaan yang sangat besar dan
disegani oleh kerajaan dinusantara.
• Kehidupan Politik Kerajaan Demak
4 faktor yang mendorong
Kerajaan Demak menjadi kerajaan besar adalah :
- Letak yang strategis
dikarenakan letak Kerajaan Demak yang di tengah-tengah jalur pelayaran
nasional.
- Letak dekat dengan
muara sungai mendorong aktivitas perdagangan cepat berkembang.
- Kerajaan Demak
merupakan produsen beras terbesar di Pulau Jawa pada saat itu.
- Mundurnya Kerajaan
Majapahit berdampak positip bagi Kerajaan Demak.
• Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak
Letak kerajaan Demak
yang sangat strategis sangat membantu, Kerajaan Demaksebagai kerajaan Maritim.
dan letak dekat muara sungai Demak mendorong aktivitas perdagangan cepat
berkembang. Kerajaan Demak juga hidup dari agraris yang berdampak Pertanian di
Demak tumbuh dengan baik karena aliran sungai Demak lewat pelabuhan Bergota dan
Jepara. Demak bisa menjual hasil produksi seperti beras, garam dan kayu jati.
• Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan
Demak
Bangunan Masjid Demak
adalah satu peninggalan berharga kerajaan Demak yang terletak di sebelah barat
alun-alun Demak. Masjid Agung Demak juga memiliki ciri yang khas yaitu salah
satu tiang utamanya terbuat dari tatal ( potongan kayu).
• Kehidupan Keagamaan Kerajaan Demak
Berdirinya kerajaan
Demak banyak didorong oleh latar belakang untuk mengembangkan dakwah Islam di
Jawa sampai nusantara. Dan berkat dukungan dariWali Songo , Demak berhasil
menjadikan kerajaan Islam pertama kali di Jawa yang memiliki pengaruh cukup
kuat. Untuk mendukung dan dakwa pengembangan
agama Islam, didirikannya Masjid Agung Demak sebagai pusat Kerajaan Demak.
KASULTANAN
BANTEN
Sejarah kerajaan Banten
merupakan kerajaan Islam yang terletak di Propinsi Banten. Mulanya, kerajaan
Banten berada dibawah kekuasaan Kerajaan Demak. Namun, Banten berhasil
melepaskan diri ketika mundurnya Kerajaan Demak. Pemimpin Kerajaan Banten
pertama adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah pada tahun 1522-1570. Sultan
Hasanuddin berhasil membuat Banten sebagai pusat perdagangan dengan memperluas
sampai ke daerah Lampung, penghasil lada di Sumatera Selatan. Tahun 1570 Sultan
Hasanuddin meninggal kemudian dilanjutkan anaknya, Maulana Yusuf (1570-1580)
yang berhasil menakhlukkan Kerajaan Pajajaran pada tahun 1579. Setelah itu,
dilanjutkan oleh Maulana Muhammad (1585-1596) yang meninggal pada penakhlukkan
Palembang sehingga tidak berhasil mempersempit gerakan Portugal di Nusantara.
Kejayaan Kasultanan
Demak mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
(1651-1682). Dimana, Banten membangun armada dengan contoh Eropa serta memberi
upah kepada pekerja Eropa dan melakukan monopoli Lada di Lampung yang menjadi
perantara perdagangan dengan negara-negara lain sehingga Banten menjadi wilayah
yang multi etnis dan perdagangannya berkembang dengan pesat.
Kemunduran Kasultanan
Demak berawal dari perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan
Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini dimanfaatkan oleh VOC dengan
memihak kepada Sultan Haji.
KASULTANAN
MAKASSAR
Kerajaan Makassar berdiri
pada abad ke-16 Masehi yang awalnya terdiri atas dua kerajaan yaitu kerajaan Gowa dan Tallo, Kemudian keduanya
bersatu dibawah pimpinan raja Gowa yaitu Daeng Manrabba. Setelah
menganut agama Islam Ia bergelar Sultan Alauddin. Sedangkan Raja Tallo sendiri yaitu Karaeng
Mattoaya yang bergelar Sultan Abdullah, Bersatunya kedua kerajaan ini bersamaan
dengan tersebarnya agama Islam di Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1650,
Penguasa Gowa dan Tallo memeluk agama Islam.
Dalam perjalanannya kerajaan masing-masing, dua kerajaan bersaudara ini
dilanda peperangan bertahun-tahun. Hingga kemudian pada masa Gowa dipimpin Raja
Gowa X, Kerajaan Tallo mengalami kekalahan.
Kedua kerajaan kembar itu pun menjadi satu kerajaan dengan kesepakatan
“Rua Karaeng se’re ata” (dua raja, seorang hamba). Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo ini akhirnya
meleburkan Pusat pemerintahan dari Kerajaan Makassar terletak di Sombaopu.
Letak kerajaan Makassar sangat strategis karena berada di jalur lalu lintas
pelayaran antara Malak dan Maluku. Letaknya yang sangat strategis itu menarik
minat para pedagang untuk singgah di pelabuhan Sombaopu.
Raja Makasar yang
pertama memeluk agama Islam adalah Karaeng Matoaya (Raja Gowa) yang bergelar
Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Daeng
Manrabia (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah. Sejak
pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan
maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 –
1653).
Raja yang pernah
memerintah di Kasultanan Makassar
1. (Raja Gowa) yang bergelar Sultan
Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Daeng
Manrabia (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah.
2. Raja Muhammad Said (1639 – 1653).
3. Sultan Hasannudin (1653 – 1669).
Peninggalan Kerajaan
Makassar
1. Istana Balla Lompoa
2. Masjid Katangka
3. Benteng Ujung
Pandang
Kasultanan Ternate dan
Tidore
Kerajaan Ternate terdiri dari
persekutuan lima daerah, yaitu Ternate, Obi, Bacan, Seram, Ambon, (disebut Uli
Lima) sebagai pimpinannya adalah Ternate.
Kerajaan Tidore terdiri dari sembilan
satuan negara disebut Uli Siwa yang terdiri dari Makyan, Jailolo, dan daerah
antara Halmahera – Irian.
Raja yang benar-benar
memeluk Islam adalah Zainal Abidin (1486 – 1500). Ia mendapat ajaran Islam dari
Sunan Giri. Kekuasaan Ternate dan Tidore mencakup pulau-pulau yang ada di
sekitarnya. Penghasilan utamanya adalah cengkih, pala, rempah-rempah, dan
ramuan obat-obatan yang sangat diperlukan oleh masyarakat Eropa.
Ketika bangsa Portugis
datang ke Ternate, mereka bersekutu dengan bangsa itu (1512). Demikian juga
ketika bangsa Spanyol datang ke Tidore, mereka juga bersekutu dengan bangsa itu
(1512). Portugis akhirnya dapat mendirikan benteng Sao Paulo di Ternate dan
banyak melakukan monopoli perdagangan. Tindakan ini menimbulkan perlawanan yang
dipimpin oleh Sultan Hairun (1550 – 1570). Tindakan Musquita menangkap Sultan
Hairun dilepas setelah kembali, tetapi kemudian dibunuh setelah paginya disuruh
berkunjung ke benteng Portugis.
Sultan Baabullah (1570
– 1583) memimpin perlawanan untuk mengenyahkan Portugis dari Maluku sebagai
balasan terhadap kematian ayahnya. Benteng Portugis dikepung selama 5 tahun,
tetapi tidak berhasil. Sultan Tidore yang berselisih dengan Ternate kemudian
membantu melawan Portugis. Akhirnya, benteng Portugis dapat dikuasai setelah
Portugis menyerah karena dikepung dan kekurangan makanan.
Tokoh dari Tidore yang
anti-Portugis adalah Sultan Nuku. Pada tanggal 17 Juli 1780, Pata Alam
dinobatkan sebagai vasal dari VOC dengan kewajiban menjaga keamanan di
wilayahnya, yaitu Maba, Weda, Patani, Gebe, Salawatti, Missol, Waiguna, Waigen,
negeri-negeri di daratan Irian, Pulau Bo, Popa, Pulau Pisang, Matora, dan
sebagainya. Di sisi lain, Nuku terus mengadakan perlawanan terhadap Belanda di
Ternate dan Tidore.
Pada tahun 1783, Pata
Alam menjalankan strategi untuk meraih loyalitas raja-raja Irian. Akan tetapi,
usaha tersebut menemui kegagalan, karena para utusan dengan pasukan mereka
berbalik memihak Nuku. Akhirnya, Pata Alam dituduh oleh Kompeni bersekongkol
dengan Nuku. Pata Alam ditangkap dan rakyat pendukungnya dihukum. Peristiwa ini
sering disebut Revolusi Tidore (1783).
Untuk mengatur kembali
Tidore, pada tanggal 18 Oktober 1783, VOC mengangkat Kamaludin untuk menduduki
takhta Tidore sebagai vasal VOC. Di sisi lain, perjuangan Nuku mengalami pasang
surut. Pada tahun 1794, gerakan tersebut mendapat dukungan dari Inggris.
Sekembalinya dari Sailan, Pangeran Jamaludin beserta angkatannya menggabungkan
diri dengan Nuku. Pada tanggal 12 April 1797 Angkatan Laut Nuku muncul di
Tidore. Hampir seluruh pembesar Tidore menyerah, kecuali Sultan Kamaludin
berserta pengawalnya. Mereka menyerahkan diri ke Ternate. Tidore diduduki oleh
Nuku hingga meninggal tanggal 14 November 1805 dan digantikan oleh Zaenal
Abidin.
KERAJAAN
SINGASARI
A. AWAL BERDIRINYA
KERAJAAN
Pendiri Kerajaan
Singasari adalah Ken Arok. Asal usul Ken Arok tidak jelas. Menurut kitab
Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang wanita tani dari Desa Pangkur (sebelah
timur Gunung Kawi). Para ahli sejarah menduga ayah Ken Arok seorang pejabat
kerajaan, mengingat wawasan berpikir, ambisi, dan strateginya cukup tinggi. Hal
itu jarang dimiliki oleh seorang petani biasa. Pada mulanya Ken Arok hanya
merupakan seorang abdi dari Akuwu Tumapel bernama Tunggul Ametung. Ken Arok
setelah mengabdi di Tumapel ingin menduduki jabatan akuwu dan sekaligus
memperistri Ken Dedes (istri Tunggul Ametung). Dengan menggunakan tipu muslihat
yang jitu, Ken Arok dapat membunuh Tunggul Ametung. Setelah itu, Ken Arok
mengangkat dirinya menjadi akuwu di Tumapel dan memperistri Ken Dedes yang saat
itu telah mengandung. Ken Arok kemudian mengumumkan bahwa dia adalah penjelmaan
Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Hal itu dimaksudkan agar Ken Arok dapat diterima
secara sah oleh rakyat sebagai seorang pemimpin.
Tumapel pada waktu itu
menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Kediri yang diperintah oleh Raja Kertajaya
atau Dandang Gendis. Ken Arok ingin memberontak, tetapi menunggu saat yang
tepat. Pada tahun 1222 datanglah beberapa pendeta dari Kediri untuk meminta
perlindungan kepada Ken Arok karena tindakan yang sewenang-wenang dari Raja
Kertajaya. Ken Arok menerima dengan senang hati dan mulailah menyusun barisan,
menggembleng para prajurit, dan melakukan propaganda kepada rakyatnya untuk
memberontak Kerajaan Kediri.
Setelah segala
sesuatunya siap, berangkatlah sejumlah besar prajurit Tumapel menuju Kediri. Di
daerah Ganter terjadilah peperangan dahsyat. Semua prajurit Kediri beserta
rajanya dapat dibinasakan. Ken Arok disambut dengan gegap gempita oleh rakyat
Tumapel dan Kediri. Selanjutnya, Ken Arok dinobatkan menjadi raja. Seluruh
wilayah bekas Kerajaan Kediri disatukan dengan Tumapel yang kemudian disebut
Kerajaan Singasari. Pusat kerajaan dipindahkan ke bagian timur, di sebelah Gunung
Arjuna.
E. MASA KEJAYAAN KERAJAAN SINGASARI
Puncak kejayaan
Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan Sri Maharajadiraja Sri
Kertanegara. Kertanegara berhasil melakukan konsolidasi dengan jalan
menempatkan pejabat yang memiliki kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya. Raja
tidak segan-segan untuk mengganti pejabat yang dipandang kurang berkualitas.
Selain itu, raja juga melakukan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan besar,
salah satunya dengan Kerajaan Campa. Berkat politik pemerintahan yang
dijalankan Kertanegara, Singasari berkembang menjadi salah satu kerajaan
terkuat di Nusantara, baik dl bidang perdagangan maupun militer.
F. RUNTUHNYA KERAJAAN
SINGASARI
Kerajaan Singasari
mengalami keruntuhan oleh dua sebab utama, yaitu tekanan luar negeri dan
pemberontakan dalam negeri. Tekanan asing datang dari Khubilai Khan dan Dinasti
Yuan di Cina. Khubilai Khan menghendaki Singasari untuk menjadi taklukan Cina.
Sebagai orang yang mengambil gelar sebagai maharajadiraja, tentu Kertanegara
menolaknya. Penolakan itu disampaikan dengan cara menghina utusan Khubilai Khan
yang bernama Meng-chi. Sejak itu konsentrasi Kertanegara terfokus pada usaha
memperkuat pertahanan lautnya. Di tengah usaha menghadapi serangan dari
Kekaisaran Mongol, tiba-tiba penguasa daerah Kediri yang bernama Jayakatwang
melakukan pemberontakan. Kediri sebagai wilayah kekuasaan terakhir Wangsa
Isana, memang berpotensi untuk melakukan pemberontakan. Sebetulnya Kertanegara
telah memperhitungkannya, sehingga mengambil menantu Ardharaja, anak
Jayakatwang. Akan tetapi langkah Kertanegara ternyata tidak efektif. Pada tahun
1292 Jayakatwang menyerbu ibukota dan berhasil membunuh Kertanegara serta
menguasai istana sehingga runtuhlan Kerajaan Singasari.
G. PENINGGALAN KERAJAAN
SINGASARI
1. Candi Singosari
2. Candi Jago
1.3. Candi Sumberawan
4. Arca Dwarapala
5. Prasasti Manjusri
6. Prasasti Mula Malurung
7. Prasastri Singosari
8. Candi Jawi
9. Prasasti Wurare
10. Candi Kidal
4 Raja Terkenal dari Kerajaan Singasari
1. Ken Angrok (Ken
Arok)
2) Anusapati dan
Tohjaya
3) Wisnuwardhana
4) Kertanagara
KERAJAAN
MAJAPAHIT
Asal Mula Berdirinya
Majapahit
Asal mula Kerajaan
Majapahit diceritakan bahwa sesudah Singasari mengusir Sriwijaya dari Jawa
secara keseluruhan pada tahun 1290, Singasari menjadi kerajaan paling kuat di
wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatianKubilai Khan, seorang penguasa
Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan bernama Meng Chi ke Singasari yang
menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singasari yang terakhir, menolak
untuk membayar upeti dan merusak wajah utusan tersebut serta memotong
telinganya. Kublai Khan pun marah lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa
pada tahun 1293 M. Ketika itu, Jayakatwang, Adipati Kediri, membunuh
Kertanagara. Atas saran dan Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan
kepada Raden Wijaya,menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden
Wijaya kemudian diberi Hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa
baru yang diberi nama Majapahit. Nama itu diambil dan “buah maja” dan “rasa
pahit” dan buah tersebut. Ketika pasukan Mongolia tiba, Raden Wijaya bersekutu
dengan pasukan Mongolia untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya
berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka untuk menanik
pulang pasukannya karena mereka berada di wilayah asing. Tanggal kelahiran
kerajaan Majapahit pada tanggal 10 November 1293 adalah hari penobatan Raden
Wijaya sebagai raja. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.
Masa Kejayaan Kerajaan
Majapahit
Hayam Wuruk, juga
disebut sebagai Rajasanagara. Ia memerintah Majapahit dan tahun 1350-1389 M.
Majapahit mencapal puncak kejayaannya dengan bantuan Mahapatihnya, Gadjah Mada.
Di bawah perintah Gadjah Mada (1313-1364 M), Majapahit menguasai Iebih banyak
wilayah. Pada tahun 1377 M, beberapa tahun setelah kematian Gadjah Mada,
Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang, menyebabkan runtuhnya
sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Selain Gadjah Mada, Majapahit juga memiliki
jendral yang juga terkenal bernamaAdityawarman. Ia terkenal karena
penaklukkannya di Minangkabau. Menurut Kakawin Nagarakertagama Pupuh Xlll-XV,
daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Borneo,
Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian Kepulauan Filipina.
Namun, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan
tersebut tidak berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi
terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang berupa monopoli oleh raja.
Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian
selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.
Keruntuhan Kerajaan
Majapahit
Kekuasaan Majapahit
berangsur-angsur melemah ketika terjadi perang saudara(Perang Paregreg) pada
tahun 1405-1406 M, antara Wirabhumi melawanWikramawardhana. Terjadi pula
pergantian raja yang diperdebatkan pada tahun 1450-an dan pemberontakan besar
oleh seorang bangsawan pada 1468 M. Kerajaan Majapahit berakhir pada tahun 1400
Saka atau 1478 M. Hal ini tampak pada candrasengkala (penanda tahun) yang
berbunyi “sirna ilang kertaning bumi” yang berarti “sirna hilanglah kemakmuran
bumi”. Pada tahun tersebut digambarkan gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11
Majapahit, olehGirindrawardhana. Kemunduran Kerajaan Majapahit terjadi pada
akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15. Pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara
mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan Islam berdiri yaitu
Kesultanan Malaka, mulai muncul dibagian barat Nusantara. Catatan sejarah dari
Tiongkok, Portugis, dan Italia menjelaskan bahwa telah terjadi perpindahan
kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus,penguasa
dan Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M.
Karya Sastra Zaman Majapahit Awal
a. Kitab
NegaraKertagama
b. Kitab Sutasoma
c. Kitab ArjunaWiwaha
d. Kitab Kunjarakarna
2). Karya Sastra Zaman
Majapahit Akhir
a. Kitab Sudayana
b. Kitab Sorandakan
c. Kitab Ronggolawe
d. Kitab
Panjiwijayakarma
.e. Kitab Usana Jawa
f. Tantu Panggelaran
g. Kitab Pararaton
h. Kitab Calon Arang
Sebutkan 4 Raja
Terkenal di Kerajaan Majapahit
1) Raden Wijaya
(1293-1309)
2) Jayanegara
(1309-1328)
3) Tribuanatunggadewi
(1328-1350)
4) Hayam Wuruk
(1350-1389)
KESULTANAN
BANJAR
Kerajaan Banjar
merupakan kerajaan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan, tepatnya di
Kalimantan Selatan. Kerajaan Banjar disebut juga Kesultanan Banjarmasin.
Sebelum menjadi kerajaan Islam, Kerajaan Banjar telah diperintah oleh tujuh
orang raja. Raja pertama ialah Pangeran Surianata (1438-1460) dan raja terakhir
ialah Pangeran Tumenggung (1588-1595). Selama Pangeran Tumenggung memerintah,
situasi politik di Kerajaan Banjar berada dalam keadaan rawan dan roda
pemerintahan tidak dapat berjalan dengan baik. Pusat pemerintahan lalu
dipindahkan dari Daha ke Danau Pagang, dekat Amuntai. Pangeran Samudera yang
berada di pengasingan secara diam-diam menyusun kekuatan untuk menaklukkan
Pangeran Tumenggung.
Akibatnya, pada tahun
1595 terjadi perang saudara yang berakhir dengan kemenangan di pihak Pangeran
Samudera. Keberhasilan Pangeran Samudera tidak terlepas dari dukungan umat
Islam di wilayah Banjar serta dukungan Patih Masih dengan prajurit Kerajaan
Demak. Setelah masuk Islam, Pangeran Samudera berganti nama menjadi Pangeran
Suriansyah. Kemudian ia memindahkan pusat pemerintahan ke suatu tempat yang
diberi nama Bandar Masih, sekarang Banjarmasin. Peristiwa ini tercatat sebagai
awal berdirinya Kerajaan Banjar yang bercorak Islam dan masa kebangkitan
orang-orang Islam di Kalimantan.
Sejak pemerintahan
Sultan Suryanullah, Kerajaan Banjar atau Banjarmasin meluaskan kekuasaannya
sampai Sambas, Batanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan
Sambangan. Sebagai tanda daerah takluk biasanya pada waktu-waktu tertentu
mengirimkan upeti kepada Sultan Suryanullah sebagai penguasa Kerajaan Banjar.
Setelah Sultan Suryanullah wafat, ia digantikan oleh putra tertuanya dengan
gelar Sultan Rahmatullah. Ketika menjabat sebagai raja, ia masih mengirimkan
upeti ke Demak, yang pada waktu itu sudah menjadi Kerajaan Pajang
Perpindahan pusat
pemerintahan Kesultanan Banjar juga terjadi pada masa pemerintahan
sultan-sultan berikutnya. Pada akhir masa pemerintahan Sultan Hidayatullah
(1650), pusat pemerintahan dipindahkan ke Batang Mangapan, yang sekarang
bernama Muara Tambangan, dekat Martapura. Pada masa pemerintahan Sultan
Tamjidillah (1745-1778) pusat pemerintahan dipindahkan ke Martapura pada tahun
1766, pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman (1808-1825) dipindahkan ke Karang
Intan, dan pada pemerintahan Sultan Adam al-Wasi’ Billah (1825-1857)
dipindahkan kembali ke Martapura. Islam yang telah dianut oleh tokoh dan
pembesar-pembesar kesultanan ini, berkembang terus di Kalimantan. Hal ini
dimungkinkan karena mereka memberi perhatian dan dukungan yang besar terhadap
perkembangannya, antara lain adanya usaha Sultan Tahlillullah (memerintah
1700-1745) untuk mengembangkan dakwah Islam di sana.
0 komentar:
Posting Komentar