MKDU4221
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MODUL 1
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
Kegiatan Belajar 1:
Keimanan dan Ketakwaan
Rangkuman
Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia. Selama ini orang memahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap batin, yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir (kiamat), Takdir baik dan buruk. Pengertian tersebut jika digandengkan dengan hadis Nabi yaitu aqdun bil qalbi wa ikraarun bil lisaani wa amalun bil arkani maka pengertiannya akan lebih operasional. Jika didefinisikan bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad. Ketentuan Allah tersebut dibukukan dalam bentuk Kitab yaitu kumpulan wahyu, yang dikonkretkan dalam Al-quran guna mencapai tujuan yang hakiki yaitu bahagia dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Isi kitab tersebut adalah ketentuan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik dan yang buruk berdasarkan parameter dari Allah.
Rangkuman
Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia. Selama ini orang memahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap batin, yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir (kiamat), Takdir baik dan buruk. Pengertian tersebut jika digandengkan dengan hadis Nabi yaitu aqdun bil qalbi wa ikraarun bil lisaani wa amalun bil arkani maka pengertiannya akan lebih operasional. Jika didefinisikan bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad. Ketentuan Allah tersebut dibukukan dalam bentuk Kitab yaitu kumpulan wahyu, yang dikonkretkan dalam Al-quran guna mencapai tujuan yang hakiki yaitu bahagia dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Isi kitab tersebut adalah ketentuan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik dan yang buruk berdasarkan parameter dari Allah.
Ada tiga aspek iman yaitu
pengetahuan, kemauan dan kemampuan. Orang yang beriman kepada Allah adalah yang
memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk hidup dengan ajaran Al-quran
seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Oleh karena itu, prasyarat untuk
mencapai iman adalah memahami kandungan Al-quran. Dengan demikian strategi
untuk menumbuhkembangkan keimanan kepada Allah adalah menumbuhkembangkan
kegiatan, belajar dan mengajar Al-quran secara akademik. Tujuan belajar dan
mengajar adalah bukan sekedar mampu membunyikan hurufnya, melainkan sampai
memahami makna yang terkandung di dalamnya.
Kuat lemahnya iman
seseorang sangat tergantung pada penguasaannya terhadap Al-quran. Kekeliruan
dan kedangkalan dalam memahami makna Al-quran merupakan faktor yang membuat
dangkal atau keliru dalam beriman. Untuk itu belajar dan mengajar Al-quran
harus dilakukan secara terjadwal dan berkelanjutan. Belajar Al-quran tidak
hanya di waktu kecil, namun harus berkelanjutan sampai ajal tiba.
Kegiatan Belajar 2:
Filsafat Ketuhanan
Rangkuman
Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam memanfaatkan ciptaan-Nya.
Rangkuman
Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam memanfaatkan ciptaan-Nya.
Segala yang ada di alam
semesta ini diciptakan oleh Yang Maha Pencipta (Khalik). Manusia yang diberi
akal, ketika memperhatikan gejala dan fenomena alam akan mengambil kesimpulan
bahwa alam yang menakjubkan ini tentulah diciptakan oleh Yang Maha Agung. Akal
yang logis juga memahami bahwa yang dicipta tidak sama dengan Pencipta.
Makhluk, kecuali ada yang
nyata dapat diketahui dengan pancaindra, ada pula yang immateri dan tidak dapat
dijangkau oleh indera manusia. Keyakinan akan adanya makhluk ghaib itu, akan
dapat menyampaikan kepada keimanan, juga terhadap Yang Maha Ghaib, yaitu Khalik
Pencipta alam semesta ini.

MODUL 2
HAKIKAT, MARTABAT, DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
HAKIKAT, MARTABAT, DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
Kegiatan Belajar 1:
Hakikat Manus
Rangkuman
Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya).
Rangkuman
Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya).
Susunan anggota badan
manusia (fisik) sebenarnya sangat kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan
jantung saja, yang masing-masing anggota badan satu sama lain dihubungkan
melalui susunan syaraf yang sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih
menggambarkan manusia yang kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak
hanya dari wujud fisiknya saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang
justru tidak dimiliki oleh makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan
adanya proses berpikir, merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang
merupakan mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.
Kedua mekanisme yang
terdapat pada manusia, yaitu mekanisme biologi yang berpusat pada jantung
(sebagai pusat hidup) dan mekanisme kejiwaan yang berpusat pada otak (otak
sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidupan).
Gambaran bahwa manusia
merupakan makhluk yang sempurna, mungkin dapat dilihat dari kemampuannya untuk
menentukan tujuan hidup. Tujuan hidup itu berdasarkan satu tata nilai yang
memberikan corak pada seluruh kehidupan manusia yang terdiri dari proses
mengetahui, mengalami, memikirkan, merasakan, dan membentuk sikap tertentu yang
akhirnya tersusun pada suatu pola perilaku yang dapat menghasilkan karya
manusia, baik yang bersifat fisik maupun bersifat nonfisik. Tinggi rendahnya
derajat kemampuan, sempit luasnya cakupan tergantung pada kapasitas otak (Q.S.
Al-Mu'min (40) : 35), melalui pusat susunan syaraf (terletak pada sumsum tulang
belakang) sehingga memungkinkan seluruh anggota badan berfungsi dalam rangka
pencapaian cita-cita. Cita-cita tersebut sering kali diistilahkan dengan
akhlakul karimah atau perilaku yang baik.
Kegiatan Belajar 2:
Martabat Manusia
Rangkuman
Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua makhluk yang ada. Keutamaan manusia dapat dilihat dengan adanya potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, yang tidak terdapat pada makhluk lain. Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di bumi.
Rangkuman
Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua makhluk yang ada. Keutamaan manusia dapat dilihat dengan adanya potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, yang tidak terdapat pada makhluk lain. Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di bumi.
Kedudukan manusia sebagai
khalifah Allah inilah, yang menjadikan mereka mempunyai sejumlah hak dan
kewajiban. Hak di sini adalah suatu imbalan dari kewajiban-kewajiban yang telah
ditunaikannya. Kewajiban dalam konteks dengan hukum Islam, berarti pekerjaan
yang akan mendapat sanksi hukum apabila ditinggalkan.
Kegiatan Belajar 3:
Tanggung Jawab Manusia
Rangkuman
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia. Sesuai dengan namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri berperasaan, berkelompok, dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat pelupa atau cenderung memilih berbuat kesalahan. Dari sifat-sifatnya itu posisi manusia akan berbalik menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang.
Rangkuman
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia. Sesuai dengan namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri berperasaan, berkelompok, dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat pelupa atau cenderung memilih berbuat kesalahan. Dari sifat-sifatnya itu posisi manusia akan berbalik menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang.
Manusia diciptakan untuk
mengelola dan memanfaatkan alam untuk mencapai kehidupan materi yang sejahtera
dan bahagia di dunia, sekaligus dengan demikian ia dapat melaksanakan tugas
beribadah kepada Pencipta untuk mencapai kebahagiaan immateri di akhirat kelak.
Fungsi ganda manusia itu dikenal dalam istilah agama sebagai fungsi
kekhalifahan dan kehambaan (untuk mengabdi dan beribadah).

MODUL 3
MASYARAKAT BERADAB, PERAN UMAT BERAGAMA, HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI
MASYARAKAT BERADAB, PERAN UMAT BERAGAMA, HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI
Kegiatan Belajar 1:
Masyarakat Beradab dan Sejahtera
Rangkuman
Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan. Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dari fitrah ini kemudian mereka berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan hubungan sosial yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran akan kesatuan. Untuk menjaga ketertiban daripada hubungan sosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan.
Rangkuman
Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan. Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dari fitrah ini kemudian mereka berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan hubungan sosial yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran akan kesatuan. Untuk menjaga ketertiban daripada hubungan sosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan.
Dalam perkembangan
berikutnya,seiring dengan berjumlahnya individu yang menjadi anggota tersebut
dan perkembangan kebudayaan, masyarakat berkembang menjadi sesuatu yang
kompleks. Maka muncullah lembaga sosial, kelompok sosial, kaidah-kaidah sosial
sebagai struktur masyarakat dan proses sosial dan perubahan sosial sebagai
dinamika masyarakat. Atas dasar itu, para ahli sosiologi menjelaskan masyarakat
dari dua sudut: struktur dan dinamika.
Masyarakat beradab dan
sejahtera dapat dikonseptualisasikan sebagai civil society atau masyarakat
madani. Meskipun memeliki makna dan sejarah sendiri, tetapi keduanya, civil
society dan masyarakat madani merujuk pada semangat yang sama sebagai sebuah
masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, sejahtera, dengan kesadaran
ketuhanan yang tinggi yang diimplementasikan dalam kehidupan sosial.
Prinsip masyarakat beradab
dan sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan sosial, egalitarianisme,
pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial. Keadilan sosial adalah
tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan segala penindasan.
Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama, suku,
dll. Pluralisme adalah sikap menghormati kemajemukan dengan menerimanya secara
tulus sebagai sebuah anugerah dan kebajikan. Supremasi hukum adalah menempatkan
hukum di atas segalanya dan menetapkannya tanpa memandang “atas” dan “bawah”.
Kegiatan Belajar 2:
Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera
Rangkuman
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural di mana bangsa ini terdiri dari pelbagai macam suku, bahasa, etnis, agama, dll. meskipun plural, bangsa ini terikat oleh kesatuan kebangsaan akibat pengalaman yang sama: penjajahan yang pahit dan getir. Kesatuan kebangsaan itu dideklarasikan melalui Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan ikrar: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Kesatuan kebangsaan momentum historisnya ada pada Pancasila ketika ia dijadikan sebagai falsafah dan ideologi negara. Jika dibandingkan, ia sama kedudukannya dengan Piagam Madinah. Keduanya, Pancasila dan Piagam Madinah merupakan platform bersama semua kelompok yang ada untuk mewujudkan cita-cita bersama, yakni masyarakat madani.
Rangkuman
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural di mana bangsa ini terdiri dari pelbagai macam suku, bahasa, etnis, agama, dll. meskipun plural, bangsa ini terikat oleh kesatuan kebangsaan akibat pengalaman yang sama: penjajahan yang pahit dan getir. Kesatuan kebangsaan itu dideklarasikan melalui Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan ikrar: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Kesatuan kebangsaan momentum historisnya ada pada Pancasila ketika ia dijadikan sebagai falsafah dan ideologi negara. Jika dibandingkan, ia sama kedudukannya dengan Piagam Madinah. Keduanya, Pancasila dan Piagam Madinah merupakan platform bersama semua kelompok yang ada untuk mewujudkan cita-cita bersama, yakni masyarakat madani.
Salah satu pluralitas
bangsa Indonesia adalah agama. Karena itu peran umat beragama dalam mewujudkan
masyarakat madani sangat penting. Peran itu dapat dilakukan, antara lain,
melalui dialog untuk mengikis kecurigaan dan menumbuhkan saling pengertian,
melakukan studi-studi agama, menumbuhkan kesadaran pluralisme, dan menumbuhkan
kesadaran untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat madani.
Kegiatan Belajar 3:
Hak Asasi Manusia dan Demokrasi
Rangkuman
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah wewenang manusia yang bersifat dasar sebagai manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu baik yang bersifat materi maupun immateri. Secara historis, pandangan terhadap kemanusiaan di Barat bermula dari para pemikir Yunani Kuno yang menggagas humanisme. Pandangan humanisme, kemudian dipertegas kembali pada zaman Renaissance. Dari situ kemudian muncul pelbagai kesepakatan nasional maupun internasional mengenai penghormatan hak-hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Declaration of Human Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan lain untuk melengkapi naskah tersebut. Secara garis besar, hak asasi manusia berisi hak-hak dasar manusia yang harus dilindungi yang meliputi hak hidup, hak kebebasan, hak persamaan, hak mendapatkan keadilan, dll.
Rangkuman
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah wewenang manusia yang bersifat dasar sebagai manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu baik yang bersifat materi maupun immateri. Secara historis, pandangan terhadap kemanusiaan di Barat bermula dari para pemikir Yunani Kuno yang menggagas humanisme. Pandangan humanisme, kemudian dipertegas kembali pada zaman Renaissance. Dari situ kemudian muncul pelbagai kesepakatan nasional maupun internasional mengenai penghormatan hak-hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Declaration of Human Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan lain untuk melengkapi naskah tersebut. Secara garis besar, hak asasi manusia berisi hak-hak dasar manusia yang harus dilindungi yang meliputi hak hidup, hak kebebasan, hak persamaan, hak mendapatkan keadilan, dll.
Jauh sebelum Barat
mengonseptualisasikan hak asasi manusia, terutama, sejak masa Renaissance,
Islam yang dibawa oleh Rasulullah telah mendasarkan hak asasi manusia dalam
kitab sucinya. Beberapa ayat suci al-Qur’an banyak mengonfirmasi mengenai
hak-hak tersebut: hak kebebasan, hak mendapat keadilan, hak kebebasan, hak
mendapatkan keamanan, dll. Puncak komitmen terhadap hak asasi manusia
dinyatakan dalam peristiwa haji Wada di mana Rasulullah berpesan mengenai hak
hidup, hak perlindungan harta, dan hak kehormatan.
Sama halnya dengan hak
asasi manusia, demokrasi yang berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat, secara historis telah ada sejak zaman Yunani Kuno sebagai respons
terhadap pemerintahan otoriter yang tidak menutup partisipasi rakyat dalam
setiap keputusan-keputusan publik. Melalui sejarah yang panjang, sekarang
demokrasi dipandang sebagai sistem pemerintahan terbaik yang harus dianut oleh
semua negara untuk kebaikan rakyat yang direalisasikan melalui hak asasi
manusia. Hak asasi manusia hanya bisa diwujudkan dalam suatu sistem yang
demokrasi di mana semua warga memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam
penyelenggaraan berbangsa dan bernegara.
Sama halnya dengan hak asasi
manusia, prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan, persamaan, dll. terdapat
juga dalam Islam. Beberapa ayat al-Qur’an mengonfirmasi prinsip-prinsip
tersebut. Selain itu juga, praktik Rasulullah dalam memimpin Madinah
menunjukkan sikapnya yang demokratis. Faktanya adalah kesepakatan Piagam
Madinah yang lahir dari ruang kebebasan dan persamaan serta penghormatan
hak-hak asasi manusia.

MODUL 4
HUKUM
HUKUM
Kegiatan Belajar 1:
Menumbuhkan Kesadaran untuk Taat terhadap Hukum Allah SWT
Rangkuman
Para ulama mendefinisikan hukum syari’at/hukum Islam adalah seperangkat aturan yang berasal dari pembuat syari’at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan.
Rangkuman
Para ulama mendefinisikan hukum syari’at/hukum Islam adalah seperangkat aturan yang berasal dari pembuat syari’at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan.
Secara garis besar hukum
Islam terbagi menjadi lima macam: Pertama, Wajib; yaitu suatu perbuatan apabila
dikerjakan oleh seseorang, maka orang yang mengerjakannya akan mendapat pahala
dan apabila perbuatan itu ditinggalkan maka akan mendapat siksa. Kedua, Sunnah
(mandub), yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan maka orang yang meninggalkan tersebut
tidak mendapat siksa.
Hukum yang ketiga adalah
haram, yaitu segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan
mendapat pahala sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut akan mendapat
siksa. Yang keempat adalah makruh, yaitu satu perbuatan disebut makruh apabila
perbuatan tersebut ditinggalkan maka orang yang meninggalkan mendapat pahala
dan apabila dikerjakan maka orang tersebut tidak mendapat siksa. Yang kelima
adalah mubah yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang
mengerjakan tidak mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
Sementara prinsip-prinsip
hukum dalam Islam oleh para ulama dijelaskan sebanyak tujuh prinsip. Ketujuh
prinsip tersebut adalah Prinsip Tauhid, Prinsip Keadilan, Prinsip Amar Makruf
Nahi Munkar, Prinsip al-Hurriyah (Kebebasan dan Kemerdekaan), Prinsip Musawah
(Persamaan/Egaliter), Prinsip ta’awun (Tolong-menolong), Prinsip Tasamuh
(Toleransi).
Kegiatan Belajar 2:
Fungsi Profetik Agama (Kerasulan Nabi Muhammad SAW) dalam Hukum Islam
Rangkuman
Petunjuk Allah SWT dalam al-Qur’an hanya dapat dilaksanakan dengan syarat mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Inilah yang kemudian disebut dengan sunnah Nabi SAW atau hadits. Secara sederhana diartikan dengan segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi SAW.
Rangkuman
Petunjuk Allah SWT dalam al-Qur’an hanya dapat dilaksanakan dengan syarat mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Inilah yang kemudian disebut dengan sunnah Nabi SAW atau hadits. Secara sederhana diartikan dengan segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi SAW.
Urgensi sunnah Nabi SAW
dalam hukum Islam ditegaskan dengan beberapa argumen, di antaranya adalah:
1.
Iman. Salah satu
konsekuensi beriman kepada Allah SWT adalah menerima segala sesuatu yang
bersumber dari para utusan-Nya (khususnya Nabi Muhammad SAW).
2.
Al-Qur’an. Di dalam
al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan kewajiban taat kepada Rasulullah SAW.
3.
Di antara argumen tentang
posisi sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam dijelaskan sendiri oleh Nabi
Muhammad SAW dalam beberapa haditsnya.
4.
Di antara argumen tentang
posisi sunnah sebagai sumber hukum Islam adalah berdasarkan konsensus umat
Islam.
5. Al-Qur’an yang bersisi petunjuk dari Allah secara umum
masih bersifat global, sehingga perlu ada penjelasan. Sekiranya tidak ada
Hadits Nabi SAW maka ajaran al-Qur’an tidak dapat dilaksanakan secara baik.
Posisi sunnah Nabi SAW terhadap al-Qur’an
sangat penting di antaranya adalah untuk menguatkan hukum yang terdapat dalam
al-Qur’an, menjelaskan apa yang masih global dalam al-Qur’an, bahkan menetapkan
hukum secara mandiri yang tidak terkait langsung dengan al-Qur’an.

MODUL 5
AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN
AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN
Kegiatan Belajar 1:
Agama sebagai Sumber Moral
Rangkuman
Agama dalam bahasa Indonesia, religion dalam bahasa Inggris, dan di dalam bahasa Arab merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia dengan Sang Mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya yang sesuai dengan kepercayaan tersebut.
Rangkuman
Agama dalam bahasa Indonesia, religion dalam bahasa Inggris, dan di dalam bahasa Arab merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia dengan Sang Mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya yang sesuai dengan kepercayaan tersebut.
Dalam studi agama, para ahli
agama mengklasifikasikan agama ke dalam pelbagai kategori. Menurut al-Maqdoosi
agama diklasifikasikan menjadi 3 kategori: 1) agama wahyu dan non-wahyu, 2)
agama misionaris dan non-misionaris, dan 3) agama lokal dan universal.
Berdasarkan klasifikasi manapun
diyakini bahwa agama memiliki peranan yang signifikan bagi kehidupan manusia
karena di dalamnya terdapat seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan
manusia. Salah satunya adalah dalam hal moral.
Moral adalah sesuatu yang
berkenaan dengan baik dan buruk. Tak jauh berbeda dengan moral hanya lebih
spesifik adalah budi pekerti. Akhlak adalah perilaku yang dilakukan tanpa
banyak pertimbangan tentang baik dan buruk. Adapun etika atau ilmu akhlak
kajian sistematis tentang baik dan buruk. Bisa juga dikatakan bahwa etika
adalah ilmu tentang moral. Hanya saja perbedaan antara etika dan ilmu akhlak
(etika Islam) bahwa yang pertama hanya mendasarkan pada akal, sedangkan yang
disebut terakhir mendasarkan pada wahyu, akal hanya membantu terutama dalam hal
perumusan.
Di tengah krisis moral
manusia modern (seperti dislokasi, disorientasi) akibat menjadikan akal sebagai
satu-satunya sumber moral, agama bisa berperan lebih aktif dalam menyelamatkan
manusia modern dari krisis tersebut. Agama dengan seperangkat moralnya yang
absolut bisa memberikan pedoman yang jelas dan tujuan yang luhur untuk
membimbing manusia ke arah kehidupan yang lebih baik.
Kegiatan Belajar 2:
Akhlak Mulia dalam Kehidupan
Rangkuman
Akhlak dalam praktiknya ada yang mulia disebut akhlak mahmudah dan ada akhlak yang tercela yang disebut akhlak madzmumah. Akhlak mulia adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan-ketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya sedangkan akhlak tercela ialah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan rasul-Nya. Kemudian dari pada itu, kedua kategori akhlak tersebut ada yang bersifat batin dan ada yang bersifat lahir. Akhlak batin melahirkan akhlak lahir.
Rangkuman
Akhlak dalam praktiknya ada yang mulia disebut akhlak mahmudah dan ada akhlak yang tercela yang disebut akhlak madzmumah. Akhlak mulia adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan-ketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya sedangkan akhlak tercela ialah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan rasul-Nya. Kemudian dari pada itu, kedua kategori akhlak tersebut ada yang bersifat batin dan ada yang bersifat lahir. Akhlak batin melahirkan akhlak lahir.
Menurut al-Ghazali sendi
akhlak mulia ada empat: hikmah, amarah, nafsu, keseimbangan di antara ketiganya.
Keempat sendi tersebut melahirkan akhlak-akhlak berupa: jujur, suka memberi
kepada sesama, tawadlu, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf, kasih sayang terhadap
sesama, menghormati orang lain, qana’ah, sabar, malu, pemurah, berani membela
kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram. Sedangkan empat sendi akhlak
batin yang tercela adalah keji, bodoh, rakus, dan aniaya. Empat sendi akhlak
tercela ini melahirkan sifat-sifat berupa: pemarah, boros, peminta, pesimis,
statis, putus asa.
Akhlak mulia dalam kehidupan
sehari diwujudkan baik dalam hubungannya dengan Allah – akhlak terhadap Allah,
antara lain: tauhid, syukur, tawakal, mahabbah; hubungannya dengan diri sendiri
– akhlak terhadap diri sendiri, antara lain: kreatif dan dinamis, sabar, iffah,
jujur, tawadlu; dengan orang tua atau keluarga – akhlak terhadap orang tua,
antara lain: berbakti, mendoakannya, dll.; hubungannya dengan sesama – akhlak
terhadap sesama atau masyarakat, antara lain: ukhuwah, dermawan, pemaaf,
tasamuh; dan hubungannya dengan alam – akhlak terhadap alam, antara lain:
merenungkan, memanfaatkan.

MODUL 6
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI
Kegiatan Belajar 1:
Iman, Ipteks, dan Amal sebagai Kesatuan
Rangkuman
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan.
Rangkuman
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan.
Para sarjana muslim
berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan
(knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam
lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah. Ilmu
Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri.
Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran
itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and
science).
Seandainya penggunaan satu
hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta
mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan
hasil teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan
mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak
semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan
sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu
persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik
demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
Kesenian islam tidak harus
berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran
berbuat kebajikan,bukan juga penampilan abstrak tentang akidah. Seni yang
islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah
serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang
keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup, dan manusia yang
mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan (Manhaj
Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119).
Ada 4 hal pandangan islam
dalam etos kerja yaitu: Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja, Konsep ihsan
dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia, dan Orang mukmin yang
kuat lebih disukai.
Kegiatan Belajar 2:
Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu
Rangkuman
Pengertian yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kita sadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus kepada urusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi.
Rangkuman
Pengertian yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kita sadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus kepada urusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi.
Manusia dituntut untuk
menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak menuntut ilmu berdosa. Selain
hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau disebut
ulama (orang yang memiliki ilmu). Namun di balik itu, orang yang memiliki ilmu
(ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan. Dalam Alquran terdapat 620
kata amal.
Dalam kaitannya dengan
orang yang beriman harus didasarkan pada pengetahuan (al-ilm) dan
direalisasikan dalam karya nyata yang bermanfaat bagi kesejahteraan dunia dan
akhirat, tentunya amal yang dibenarkan oleh ajaran agama (amal saleh).
Kegiatan Belajar 3:
Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman
Rangkuman
Tanggung jawab adalah sebagai perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung jawab atau sesuatu yang dipertanggungjawabkan. Istilah tanggung jawab dalam bahasa Inggris disebut responsibility atau dikenal dengan istilah populer accountability, dalam bahasa agama disebut hisab (perhitungan).
Rangkuman
Tanggung jawab adalah sebagai perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung jawab atau sesuatu yang dipertanggungjawabkan. Istilah tanggung jawab dalam bahasa Inggris disebut responsibility atau dikenal dengan istilah populer accountability, dalam bahasa agama disebut hisab (perhitungan).
Penjelasan Alqur-an yang
berkaitan dengan tuntutan tanggung jawab yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
bahwa semua anggota badan yang meliputi indra pendengaran, penglihatan dan hati
harus dipertanggungjawabkan. Seni adalah keindahan yang merupakan ekspresi ruh
dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari
sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah,
apa pun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau
fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Tanggung jawab ilmuwan dan
seniman meliputi: (1) nilai ibadah, (2) berdasarkan kebenaran ilmiah, (3) ilmu
amaliah, dan (4) menyebar-luaskan ilmunya.

MODUL 7
BUDAYA AKADEMIK DAN BUDAYA KERJA (ETOS) DALAM ISLAM
BUDAYA AKADEMIK DAN BUDAYA KERJA (ETOS) DALAM ISLAM
Kegiatan Belajar 1:
Memahami Makna Budaya Akademik dalam Islam
Rangkuman
Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin pentingnya adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di antaranya adalah:
Rangkuman
Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin pentingnya adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di antaranya adalah:
1.
Wahyu Al-quran yang turun
pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
2.
Tugas Manusia sebagai
khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau memiliki ilmu pengetahuan.
3.
Muslim yang baik tidak
pernah berhenti untuk menambah ilmu.
4. Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.
Di samping memberikan apresiasi terhadap
orang yang berilmu poin penting lain yang dijelaskan Al-quran adalah bahwa:
1.
Iman seorang muslim tidak
akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu, demikian juga dengan amal shalih.
2.
Tugas kekhalifahan manusia
tidak akan dapat sukses kalau tidak dilandasi dengan ilmu.
3. Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah;
orang yang selalu mengingat Allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu
menggunakan akalnya untuk memikirkan ciptaan Allah SWT. Serta selalu berusaha
menambah ilmu dengan membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan
kemudian memilih yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya.
Kegiatan Belajar 2:
Etos Kerja, Sikap Terbuka, dan Keadilan dalam Islam
Rangkuman
Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif juga dimiliki. Di antara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi, sikap terbuka dan berlaku adil. Arti penting dari ketiga sikap tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Rangkuman
Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif juga dimiliki. Di antara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi, sikap terbuka dan berlaku adil. Arti penting dari ketiga sikap tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Untuk dapat meningkatkan
etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu memahami tugasnya sebagai
manusia yaitu sebagai khalifah Allah SWT di muka dan juga sebagai hamba yang
berkewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk Al-quran agar
dapat meningkatkan etos kerja antara lain;
1.
Mengatur waktu dengan
sebaik-baiknya.
2. Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus
diberi catatan bahwa etos kerja yang tinggi tidak boleh menjadikan orang
tersebut lupa kepada Allah SWT.
Sikap positif selanjutnya adalah sikap
terbuka atau jujur; Seseorang tidak mungkin akan dapat meraih keberhasilan
dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi kalau tidak memiliki sikap terbuka
dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri
sehingga tidak dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi kalau tidak jujur
maka energinya akan tersita untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka
Al-quran dan Hadis memberi apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka
dan jujur.
Buah dari keterbukaan
seseorang maka akan melahirkan sikap adil. Makna adil yang diperkenalkan
Al-quran bukan hanya dalam aspek hukum melainkan dalam spektrum yang luas. Dari
segi kepada siapa sikap adil itu harus ditujukan Al-quran memberi petunjuk
bahwa sikap adil di samping kepada Allah SWT dan orang lain atau sesama makhluk
juga kepada diri sendiri.

MODUL 8
POLITIK
POLITIK
Kegiatan Belajar 1:
Kontribusi Agama dalam Kehidupan Politik
Rangkuman
Kontribusi yang diberikan oleh agama khususnya Islam dalam kehidupan politik cukup banyak. Dalam modul ini khususnya pada bagian Kegiatan Belajar 1 seperti telah dijelaskan di atas mencoba memberi gambaran tentang hal tersebut hanya dari dua sisi saja, itu pun keduanya bersifat normatif. Yaitu tentang prinsip-prinsip kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam dan kriteria pemegang kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam.
Rangkuman
Kontribusi yang diberikan oleh agama khususnya Islam dalam kehidupan politik cukup banyak. Dalam modul ini khususnya pada bagian Kegiatan Belajar 1 seperti telah dijelaskan di atas mencoba memberi gambaran tentang hal tersebut hanya dari dua sisi saja, itu pun keduanya bersifat normatif. Yaitu tentang prinsip-prinsip kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam dan kriteria pemegang kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam.
Pada bagian pertama, Islam
secara lebih khusus Al-quran mengajarkan bahwa kehidupan politik harus
dilandasi dengan empat hal yang pokok yaitu:
1.
Sebagai bagian untuk
melaksanakan amanat.
2.
Sebagai bagian untuk
menegakkan hukum dengan adil.
3.
Tetap dalam koridor taat
kepada Allah, Rasu-Nya, dan ulil amri.
4. Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi
SAW.
Pada bagian yang kedua, Islam memberi
kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang akan diberi
amanah untuk memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut haruslah:
1.
Seorang yang benar dalam
pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur.
2.
Seorang yang dapat
dipercaya.
3.
Seorang memiliki
keterampilan dalam komunikasi.
4.
Seorang yang cerdas.
5. Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi
teladan dalam kebaikan.
Kegiatan Belajar 2:
Peranan Agama dalam mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Rangkuman
Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di samping tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain:
Rangkuman
Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di samping tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain:
1.
Prinsip persatuan dan
persaudaraan.
2.
Prinsip persamaan.
3.
Prinsip kebebasan.
4.
Prinsip tolong-menolong.
5.
Prinsip perdamaian.
6. Prinsip musyawarah.

MODUL 9
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Kegiatan Belajar 1:
Agama adalah Rahmat dari Allah SWT bagi Seluruh Hamba-Nya
Rangkuman
Allah SWT telah menganugrahkan kepada setiap manusia fitrah bertuhan. Kualitas fitrah tersebut di antara manusia tidak ada perbedaan. Yang membedakan nantinya adalah aktualisasinya dalam sikap hidup. Dari sini kita dapat memahami manusia apapun kepercayaannya pasti mempunyai pandangan yang sama tentang satu nilai yang universal misalnya tentang kasih sayang, kejujuran dan lain-lain. Itulah salah satu bukti bahwa manusia memiliki hati nurani sebagai fitrah anugerah Tuhan
Rangkuman
Allah SWT telah menganugrahkan kepada setiap manusia fitrah bertuhan. Kualitas fitrah tersebut di antara manusia tidak ada perbedaan. Yang membedakan nantinya adalah aktualisasinya dalam sikap hidup. Dari sini kita dapat memahami manusia apapun kepercayaannya pasti mempunyai pandangan yang sama tentang satu nilai yang universal misalnya tentang kasih sayang, kejujuran dan lain-lain. Itulah salah satu bukti bahwa manusia memiliki hati nurani sebagai fitrah anugerah Tuhan
Sungguh sesuatu yang logis
kalau Allah kemudian memberi petunjuk kepada manusia berupa agama yang diturunkan
melalui para rasul dengan perantaraan wahyu. Karena fitrah beragama tersebut
masih berupa potensi maka wajar kalau ajaran agama yang diturunkan Allah
tersebut berisi petunjuk bagaimana cara mengaktualkan fitrah tersebut ke dalam
perbuatan nyata. Agama tersebut pastilah yang juga bersumber dari Allah SWT.
Manusia tidak diberi wewenang untuk menetapkan agama apa yang baik untuk
berhubungan dengan Allah SWT yang berhak menetapkan adalah Allah SWT sebagai
pemberi fitrah.
Namun demikian manusia
diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya. Setelah petunjuk agama
disampaikan para rasul apakah manusia akan mengikuti atau menolaknya sepenuhnya
manusia diberi pilihan. Pilihan yang diambil itulah yang akan dijadikan
pertimbangan Allah SWT untuk memberi balasan di akhirat. Kalau pilihannya
sesuai dengan petunjuk Allah maka hidupnya akan bahagia dunia akhirat, namun
apabila sebaliknya hasilnya adalah kehinaan hidup di dunia dan akhirat.
Kegiatan Belajar 2:
Kerukunan Antar Umat Beragama
Rangkuman
Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-quran tidak hanya persaudaraan satu aqidah namun juga dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Terhadap saudara kita yang sesama aqidah, Al-quran bahkan jelas menggaris bawahi akan urgensinya. Beberapa petunjuk menyangkut persaudaraan dengan sesama muslim dijelaskan secara rinci.
Rangkuman
Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-quran tidak hanya persaudaraan satu aqidah namun juga dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Terhadap saudara kita yang sesama aqidah, Al-quran bahkan jelas menggaris bawahi akan urgensinya. Beberapa petunjuk menyangkut persaudaraan dengan sesama muslim dijelaskan secara rinci.
Di antara perincian tentang
petunjuk tersebut adalah bahwa penegasan bahwa sesama orang yang beriman mereka
bersaudara. Di antara mereka tidak boleh saling mengolok, karena boleh jadi
yang diolok-olok sebenarnya lebih baik. Di antara mereka juga tidak boleh
saling menggunjing, karena perbuatan tersebut merupakan dosa. Dan antar sesama
muslim harus saling menolong untuk melaksanakan kebaikan dan ketakwaan, juga
saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Terhadap warga masyarakat
yang non-muslim, persaudaraan harus juga dibina. Persaudaraan dan kerja sama
tersebut tentu saja bukan dalam hal aqidah, karena kalau dalam bidang aqidah
sudah jelas berbeda maka tidak mungkin ada titik temu. Toleransi tersebut
sebatas menyangkut hubungan antar sesama dan hal-hal yang berkaitan dengan
kemanusiaan. Maka dalam menjalin toleransi tersebut ada etika yang harus
dipatuhi yaitu tidak boleh menghina keyakinan agama lain serta tidak boleh
mencampur adukkan aqidah masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar