Senin, 31 Desember 2012
Jumat, 28 Desember 2012
Inisiasi 5 Pengelolaan Produksi/Operasi dalam Bisnis
Inisiasi 5
Pengelolaan
Produksi/Operasi dalam Bisnis
Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan
output dalam bentuk barang maupun jasa. Contoh: pabrik batre yang memproduksi
batu baterai, tukang mie ayam yang membuat mie yamin, tukang pijat yang
memberikan pelayanan jasa pijat dan urut kepada para pelanggannya, dan lain
sebagainya.
Perbedaan Barang dan Jasa
Ketika kita menyebut suatu barang,
kita sering mengatakan sebagai satu produk, termasuk ketika kita mengatakan,
"PT KAI harus memperbaiki produk yang mereka jual agar pelanggan tidak
kecewa..."
Bagi seorang pemasar (marketer) harus bisa membedakan dengan
jelas karakteristik yang melekat baik pada jasa atau produk. Beberapa hal di
bawah ini mencoba 'memotret' perbedaan tersebut dengan harapan mahasiswa bisa
menarik beberapa manfaat dari tulisan ini.
Enam perbedaan antara barang dan
jasa, antara lain:
1) Barang jelas bisa dipegang sedangkan jasa
tidak bisa dipegang. Ketika sebuah pabrik sepatu menemukan cacat pada
produknya, mereka dengan mudah mengamati sepatu tersebut dan kemudian menemukan
solusinya. Ketika seorang pelanggan salon mengeluh pegawai salon kurang ramah,
manajemen salon itu tidak bisa langsung menemukan sebab keluhan itu. Ia harus
mengamati ketika terjadi 'transaksi' yaitu ketika pegawai salon memberi layanan
kepada pelanggannya.
2) Lebih banyak interaksi antara penyedia
jasa dengan pelanggannya. Ini berbeda dengan produk. Ketika kita
membeli handphone, kita tidak tahu siapa orang-orang yang membuatnya. Tapi
ketika kita ikut kursus bahasa Inggris, kita langsung berinteraksi dengan
penyedia jasa, dan interaksi ini cukup sering, jauh lebih sering dibanding
ketika kita membeli barang.
3) Pada jasa, terdapat keterlibatan dalam
produksi jasa tersebut. Ketika anda membeli jasa penerbangan, anda ikut
terlibat langsung dalam produksi itu. Anda tidak bisa 'ongkang-ongkang kaki' di
rumah ketika ikut dalam penerbangan itu. Tapi begitu anda ingin membeli laptop,
anda bisa beli dari internet dan anda tidak terlibat sama sekali dalam proses
produksi laptop tersebut.
4) Ada persoalan serius ketika kita
ingin mengontrol kualitas dan konsistensi jasa yang kita jual. Ketika
anda menabung di bank, dan ketika itu pegawai bank sedang banyak masalah,
mungkin anda akan dilayani dengan wajah merengut, tidak ramah. Anda jelas tahu
bahwa bank itu dikenal ramah dalam melayani pelanggannya. Tapi karena
pegawainya adalah manusia yang tentu sering susah, maka kualitas layanan sering
terganggu. Ketika ganti pegawai pun, kualitas dan konsistensi pelayanan jasa
akan terganggu.
5) Tidak adanya persediaan (inventory) untuk
jasa. Lihat hotel-hotel berbintang di sekitar Anda. Ketika malam lewat
dengan tenang dan kamar-kamar kosong, maka berlalu pula kesempatan hotel itu
untuk memperoleh pendapatan. Ini jelas karena hotel-hotel yang kosong tidak
bisa 'disimpan'. Jelas berbeda dengan produk, hari ini tidak laku, kita simpan
produk itu, dan esok hari bisa kita jual lagi...hingga laku.
6) Pentingnya waktu bagi pelanggan jasa.
Betapa kesalnya Anda ketika Anda cukup lama untuk antri membayar pajak. Anda
ingin 'membuang' uang, tapi malah antri lama. Kesal bukan? Ini titik kritisnya.
Jika Anda menjual jasa perhatikan agar pelanggan jangan menunggu lama. Lakukan
pelayanan secepat mungkin. Beli produk? beli buku dari luar negeri? Saya cukup
sabar jika buku itu datang lebih dari seminggu. Mengantri karcis di bioskop?
Jika lebih dari lima
belas menit, lebih baik saya tidak menonton film tersebut.
Perencanaan Lokasi
Perencanaan lokasi merupakan
salah satu aktifitas awal yang harus dilakukan pra operasionalisasi perusahaan.
Lokasi direncanakan dengan tujuan yang sudah tidak asing terdengar, yaitu
efektif dan efisien atau dengan kata lain disebut baik. Tujuan perencanaan
lokasi untuk menentukan lokasi perusahaan sebaik mungkin agar beroperasi maupun
berproduksi dengan lancar. Penentuan lokasi yang baik akan memberikan output
kemampuan perusahaan. Kemampuan tersebut, diantaranya perusahaan mampu melayani
konsumen dengan memuaskan, memperoleh bahan mentah yang cukup dan
berkesinambungan pada harga yang diinginkan, mendapatkan tenaga kerja
berkinerja, dan dikemudian hari mampu memperluas diri.
Dengan demikian, dapat digoreskan
empat variabel penentu lokasi usaha yang baik paling tidak mesti
mempertimbangkan pasar, bahan baku,
tenaga kerja, dan kesempatan perluasan.
Banyak perusahaan didirikan dekat dengan pasar agar menggapai kuantitas maupun kualitas konsumen, cepat memberikan pelayanan, dan atau memperoleh biaya pengiriman yang hemat. Variabel pasar juga mempertimbangkan aspek keamanan produk serta kemungkinan kerusakan selama dalam perjalanan pengiriman. Bagi perusahaan jasa tidak terhindarkan variabel pasar dengan indikator kedekatan pasar lantas diukur secara ordinal melaui ukuran tingkat kedekatan lokasi perusahaan dengan pasar adalah penting untuk dekat.
Banyak perusahaan didirikan dekat dengan pasar agar menggapai kuantitas maupun kualitas konsumen, cepat memberikan pelayanan, dan atau memperoleh biaya pengiriman yang hemat. Variabel pasar juga mempertimbangkan aspek keamanan produk serta kemungkinan kerusakan selama dalam perjalanan pengiriman. Bagi perusahaan jasa tidak terhindarkan variabel pasar dengan indikator kedekatan pasar lantas diukur secara ordinal melaui ukuran tingkat kedekatan lokasi perusahaan dengan pasar adalah penting untuk dekat.
Perusahaan memerlukan bahan
mentah untuk diolah. Bahan mentah tersebut, diangkut dari tempat asal menuju
lokasi perusahaan terkait. Perusahaan berkepentingan selalu memperoleh bahan
mentah secara mudah, murah dan cepat pada biaya yang minimal. Terdapat dua
alasan mengapa lokasi perusahaan dekat dengan tempat sumber bahan mentah.
Alasan-alasan yang dimaksudkan ialah tingkat kebutuhan, dan tingkat ketahan
bahan mentah. Seperti perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan maupun
pengalengan ikan. Andai jauh aduh berat memikulnya atau busuk diperjalanan.
Tenaga kerja termasuk variabel penentu lokasi usaha yang baik. Yang dipertimbangkan berkenaan dengan misal upah tenaga kerja, kuantitas tenaga kerja, dan kualitas tenaga kerja. Upah tenaga kerja terasa begitu krusial untuk perusahaan padat karya. Sedangkan variabel penentu yang terakhir adalah kemungkinan perluasan. Semakin besar peluang perusahaan memperluas dirinya di kemudian hari maka semakin baik lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan yang baik berhubungan dengan variabel pasar, tenaga kerja, bahan mentah, dan kemungkinan perluasan.
Tenaga kerja termasuk variabel penentu lokasi usaha yang baik. Yang dipertimbangkan berkenaan dengan misal upah tenaga kerja, kuantitas tenaga kerja, dan kualitas tenaga kerja. Upah tenaga kerja terasa begitu krusial untuk perusahaan padat karya. Sedangkan variabel penentu yang terakhir adalah kemungkinan perluasan. Semakin besar peluang perusahaan memperluas dirinya di kemudian hari maka semakin baik lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan yang baik berhubungan dengan variabel pasar, tenaga kerja, bahan mentah, dan kemungkinan perluasan.
Inefisiensi pada Proses Bisnis
Business process seperti kita ketahui
bersama merupakan denyut nadi suatu organisasi. Proses bisnislah yang selama
ini menggerakkan roda suatu organisasi, sehingga kinerja suatu organisasi akan
sangat bergantung pada efektivitas dan efisiensi proses bisnisnya. Karena
begitu pentingnya peranan business process bagi suatu organisasi
inilah maka tidak mengherankan kita dapat menemukan berbagai macam metode dan
cara untuk meningkatkan performa proses bisnis, atau yang biasa dikenal dengan Business
Process Improvement (BPI), mulai dari Six Sigma, Total Quality Management
(TQM), Business Process Re-engineering (BPR), hingga Lean.
Setiap metode tersebut memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing.
Pada kesempatan ini akan dibahas sekilas tentang
sebuah prinsip dasar dari lean. Lean merupakan sebuah metode yang
diperkenalkan oleh Toyota,
sebuah perusahaan otomotif terbesar dunia. Lean yang nama aslinya adalah Lean
Manufacturing atau Toyota Production System memiliki tujuan utama
mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan (atau dalam bahasa jepangnya adalah muda).
Ada tujuh jenis
pemborosan atau inefisiensi yang berusaha dibidik. Setiap jenis pemborosan ini
sangat sering ditemukan pada proses bisnis setiap organisasi. Berikut ini
merupakan ketujuh jenis pemborosan tersebut:
Over-Produksi
Over-Produksi dapat diartikan menghasilkan
sesuatu secara berlebihan atau lebih cepat dari yang dibutuhkan pada tahap
berikutnya. Contoh bentuk inefisiensi ini antara lain pembuatan kemasan yang
lebih cepat dari isinya sehingga kemasan menumpuk di gudang (manufaktur),
mencetak laporan-laporan yang terlalu banyak yang sebenarnya “tidak” dibutuhkan
(perkantoran), dan penambahan fitur ekstra yang kurang berguna bagi user (software
development).
Pergerakan
Pergerakan yang dimaksud di sini adalah pergerakan
atau perpindahan karyawan di tempat kerja yang terlalu sering dan cenderung
berlebihan. Contohnya adalah perpindahan karyawan untuk menata barang di gudang
(manufaktur), berjalan ke/dari mesin fotokopi (perkantoran), dan perpindahan
karyawan untuk mencari informasi (software development).
Menunggu
Yang dimaksud menunggu di sini adalah ketika
seseorang atau sesuatu menunggu dengan diam dan tidak mengerjakan aktivitas
apapun. Menunggu merupakan salah satu bentuk pemborosan yang sangat kentara dan
banyak terjadi di organisasi apapun. Contoh pemborosan jenis ini antara lain
produksi berhenti karena mesin rusak (manufaktur), proses berhenti karena
menunggu persetujuan dari atasan (perkantoran), dan pembangunan software
belum bisa dimulai karena masih menunggu customer menyusun kebutuhan software-nya
(software requirement) terlebih dahulu (software development).
Transportasi
Transportasi yang dimaksud adalah setiap
perpindahan pekerjaan atau kertas form dari satu step ke step berikutnya
pada suatu proses. Contohnya adalah pemindahan material ke atau keluar gudang
(manufaktur), perpindahan dokumen dari satu tempat ke tempat lain, atau dari
satu kantor ke kantor lain (perkantoran), serta serah terima dan instalasi
hasil pengerjaan (software development).
Proses Ekstra
Proses ekstra maksudnya adalah melakukan sesuatu
yang sebenarnya sudah tidak perlu dilakukan lagi. Contoh pemborosan jenis ini
antara lain proses produksi yang tidak efisien karena alat yang sudah tidak
memadai (manufaktur), entry data yang sebenarnya telah tersedia sebelumnya atau
tersedia di divisi lain (perkantoran), kode program selalu dibuat dari awal
untuk setiap project karena tidak memiliki source code library
ataupun framework (software development).
Inventaris (Inventory)
Pemborosan pada inventaris adalah dikarenakan
persediaan yang terlalu berlebihan, yang sering tejadi karena produksi yang
tidak sesuai dengan permintaan dari customer. Contohnya dapat berupa
menumpuknya bahan baku
di gudang (manufaktur), persediaan peralatan kantor yang terlalu banyak
(perkantoran), dan banyaknya dokumen requirement dalam bentuk kertas (software
development).
Rusak atau Cacat
Rusak atau cacat yang dimaksud disini adalah
segala bentuk kesalahan, error, atau koreksi akibat dari pekerjaan
atau aktivitas yang tidak dilakukan dengan baik sebelumnya. Rusak atau cacat
merupakan bentuk inefisiensi yang paling banyak ditemukan di semua organisasi.
Bentuk-bentuk dari pemborosan ini antara lain barang hasil produksi yang cacat
(manufaktur), input data yang salah ataupun adanya kesalahan pencetakan dokumen
(perkantoran), dan bug yang tidak ditemukan ketika fase testing (software
development).
Jeffery Liker, seorang profesor dari Universitas Michigan menambahkan satu
lagi pemborosan yang sering terjadi di suatu organisasi, yaitu tidak
dimanfaatkannya potensi dan kemampuan karyawan. Sering kali kreativitas, ide,
maupun skill karyawan tidak dapat sepenuhnya dikeluarkan untuk
kepentingan organisasi. Hal ini dapat disebabkan kesalahan penempatan posisi
karyawan atau karena tanggung jawab dan kewenangan yang terlalu dibatasi dalam
organisasi tersebut.
Setiap waktu organisasi selalu berusaha untuk
mencari cara bagaimana meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya-biaya. Pemborosan
atau inefisiensi yang terjadi pada proses bisnis sehari-hari di organisasinya
tentunya sangatlah kontra-produktif dengan semangat tersebut. Karena itu setiap
organisasi yang ingin maju haruslah mampu mengidentifikasi
pemborosan-pemborosan apa saja yang masih terdapat dalam dirinya, untuk
kemudian berusaha semaksimal mungkin untuk mengeliminasinya. Selain dapat
meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya, manfaat lain jika
pemborosan-pemborosan tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan antara lain
mampu meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, mengurangi
tingkat frustrasi pekerja, hingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Kesimpulan
Terdapat beberapa macam bentuk pemborosan atau
inefisiensi pada proses bisnis yang lazim terjadi dalam suatu organisasi.
Pemborosan atau inefisiensi ini adalah segala hal yang tidak mendatangkan nilai
atau sia-sia belaka. Usaha mengurasi inefisiensi dalam proses bisnis tersebut
merupakan suatu cara yang efektif untuk meningkatkan keuntungan dan memangkas
biaya-biaya organisasi.
Tugas 2 pendapatan nasional Pengantar Ekonomi Makro
Tugas 2
pendapatan
nasional
Pengantar Ekonomi Makro
1 . Diketahui
C = 20 + 0,8 Y
Io = 40 , Go =
20 , To = 0,
hitunglah besarnya:
- Pendapatan Nasional Keseimbangan
- Konsumsi Keseimbangan
- Tabungan Keseimbangan
jawab:
Pendekatan pengeluaran
agregat = penawaran agregat
Y = C+ I + G
C = 20 + 0,8 Y
Io = 40
Go = 250
To = 0
Y = 20+ 0,8Y + 40 + 20
Y = 0,8 Y + 80
Y – 0,8Y = 80
0,2 Y = 80
Ye = 80/0.2
a. Ye = 400 satuan uang
b.konsumsi
keseimbangan
Ce = 20+ 0,8 Y
Ce = 20 + 0,8,(400)
Ce = 340 satuan uang
c. tabungan
keseimbangan:
Se = -a +
(1-b)Y
= -20 + (1- 0,8) 400
= -20 + 80
Se = 60
satuan uang
2. Apabila ada pajak lumsum sebesar 40, hitunglah:
a. Pendapatan nasional keseimbangan
b. Konsumsi keseimbangan
c. tabungan keseimbangan
jawab:
pajak lumsum
sebesar 40, maka:
Pendekatan pengeluaran agregat = penawaran agregat
Y = C+ I + G
C = 20 + 0,8 Yd
Io = 40 , Go = 20 , To = 40
Y = 20 + 0,8Yd + 40 + 20
Y = 20 + 0,8(Y-40) + 40 + 20
Y – 0,8Y = 48
0,2 Y = 48
Ye = 48/0,2
a.
Ye = 240 satuan
uang
b. besarnya konsumsi keseimbangan:
C = 20 + 0,8 (Y – 40)
= 20 + 0,8 . (215 -40)
Ce = 160
Misal menggunakan
pendekatan injeksi = kebocoran
S = -a + (1-b) Yd => S= -20 + 0,8 Yd
Io = 40 , Go = 20 , To = 40,
I + G = S + T
40 + 20 = -20 + 0,2Yd + 40
60 = -20 + 0,2 (Y-40) + 40
60 = -20 + 0,2Y – 8 + 40
Y = 48/0,2
Ye = 240 satuan uang
c. Besarnya saving keseimbangan:
Se= -120 + 0,2 Yd
=-20 + 0,2 (240 – 40)
= -20 + 40
Se= 20
satuan uang
NAMA : DEPIN
SARASATI
NIM :
016887584
UT-UPBJJ :
SURAKARTA
TUGAS TUTORIAL 1 PENGANTAR EKONOMI MAKRO
TUGAS TUTORIAL 1
PENGANTAR EKONOMI
MAKRO
TEORI KLASIK
Dalam
ekonomi Makro dikenal adanya teori Klasik.
Gambaran
teori Klasik tersebut,terdapat bukti konkret yang paling awal bisa ditelusuri
kebelakang adalah hanya hingga masa Yunani (Deliarnov, 2005). Pada masa Yunani kuno ini,telah mulai ada
teori dan pemikiran tentang uang, bunga, tenaga kerja, dan perdagangan, seperti
yang dibahas oleh Plato (427-347 SM) dalam buku Republika. Meskipun
pemikiran ekonomi telah mulai ditemukan sejak zaman Plato, pengakuan terhadap
ekonomi setelah kemunculan Adam Smith. Dalam tulisan buku The Wealth of Nations, Smith banyak meramu dan mensistesiskan tulisan-tulisan
dari tokoh merkantilis dan fisiokrat yang berkembang pada abad ke-XVII, karena
itulah pemikiran Adam Smith ini dikenal sebagai pemikiran ekonomi Klasik. Disebut ekonomi Klasik karena Pemikiran Aam
Smith sebenarnya telah dibahas dan dibicarakan oleh pakar-pakar ekonomi jauh
sebelumnya.
Tokoh-tokoh
yang ada di dalam teori Klasik
a. Adam
Smith
Smith merupakan dosen filsafat moral di Universitas
Glasgow pada tahun 1751-1763, dan pada masa ini ia mengeluarkan buku yang
berjudul The Theory of Moral Sentiment
dengan masalah moral. Selanjutnya pada tahun 1776, Adan Smith memublikasikan
bukunya yang berjudul The Wealthh of
Nations. Pembahasan ekonomi Smith pada buku ini lebih banyak bersifat
mikro.
Adam smith menguraikan tentang persoalan pembentukan
harga, serta membahas persoalan pembangunan dan kebijakan untuk memacu
pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan pendekatan ekonomi mikro. Buku ini kemudian dianggap sebagai perancang
pertama ilmu ekonomi dan Adam Smith pun diberi gelar “Bapak Ilmu Ekonomi”.
Konsep yang dikembangkan: tentang teori Division of Labour . Adam Smith
berpendapat bahwa apabila perusahaan melakukan Division of Labour atau dengan kata lain melakukan spesialisasi
kerja, maka perusahaan tersebut akan lebih efisien.
b. David
Ricardo
Beliau adalah murid dari Adam Smith. Bukunya yang berjudul Principles of Political Economy and Taxation, menjelaskan secara
detail tentang teori nilai, perpajakan, dan perdagangan internasional dalam
tradisi atau pemikiran Klasik. Salah satu teori dari David Ricardo yang menjadi
sumbangsih penting bagi ilmu ekonomi ialah Teori keunggulan Komparatif.
Konsep yang
dikembangkan: Teori keunggulan Komparatif , teori ini menjelaskan bahwa dua
negara tetap dapat melakukan perdagangan selama masing-masing negara
berspesialisasi pada produksi barang-barang yang memiliki keunggulan komparatif
atau dengan kata lain pada barang-barang atau jasa yang memiliki opportunity cost terkecil.
c. Daniel
Malthus dan Thomas Robert Malthus
Thomas Robert Malthus yang memberikan sumbangan
pemikiran mengenai kaitan mengenai penduduk dan ekonomi. Beliau mengembangkan pemikiran yang
sebelumnya yang dikembangkan oleh ayahnya Daniel Malthus, mengenai hubungan
penduduk dan pangan. Pemikirannya diterbitkan pertama kali dalam bentuk Essay on the Principle of Population
(1798). Terdapat tiga proporsi penting
yang diajukan Malthus.
1.
Penduduk dibatasi oleh sumber-sumber
subtistensi/pangan.
2.
Penduduk dengan sendirinya meningkat,
jika sumber-sumber subsistensi meningkat, kecuali kalau ada hambatan.
3.
Penghambat tersebut dan penghambat yang
menekan kekuatan perkembangan penduduk, serta penahan dampaknya pada tingkat
subsistensi, semuanya dapat dipecahkan melalui tahanan moral, kejahatan dan
kesengsaraan.
Salah satu pendapat Malthus yang terkenal ialah
bahwa penduduk akan tumbuh menurut deret ukur, sedangkan sumber-sumber pangan
akan berkembang menurut deret hitung, sehingga akan terjadi kelaparan. Malthus tak sepenuhnya benar,karena ditemukan
berbagai tegnologi produksi pangan.
Konsep yang dikembangkan: bahwa penduduk akan tumbuh
menurut deret ukur, sedangkan sumber-sumber pangan akan berkembang menurut
deret hitung
d. John
Stuart Mill
Beliau merupakan ahli ekonom klasik dimana
pandangannya tertuang dalam Principles of
Political Economy yang mendominasi seluruh paruh kedua abad kesembilan
belas. Poin penting dari pendapat ekonomi menurut mahyab klasik adalah pendapat
mereka mengenai perlunya campur tangan pemerintah yang minimal dala
perekonomian. Mahyab klasik (sistem ekonomi pasar/liberal/kapitalis) dengan
kekuatan pasar, pasar dapat memperbaiki distorsi yang terjadi dalam
perekonomian yang efisien.
Konsep yang dikembangkan: self regulated dengan kekuatan pasar, pasar dapat memperbaiki
distorsi yang terjadi dalam perekonomian yang efisien.
e. Keynes
Keynes berpendapat bahwa pemerintah memainkan
peranan sangat penting untuk menjaga kestabilan perekonomian.
Konsep
yang dikembangkan: pemerintah ikut andil dalam perekonomian untuk menjaga
kestabilan harga dan perekonomian.
TUGAS 1 Pengantar Bisnis
TUGAS
1
Pengantar
Bisnis
1. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis :
a. Tenaga
Kerja
konstribusi
pribadi secara fisik dan mental kedalam suatu produk perekonomian.
b. Modal
Dana
yang dibutuhkan untuk menciptakan dan mengoperasikan suatu usaha bisnis.
c. Kewirausahaan
Kemampuan
seseorang untuk memanfaatkan peluang dan menerima resiko dalam menciptakan dan
mengoperasikan bisnis.
d. Sumber
Daya Alam / Fisik
Barang
yang digunakan organisasi untuk mendukung bisnisnya,meliputi sumber daya alam
dan bahan baku, kantor dan fasilitas produksi, peralatan, komputer dan
perlengkapan lainnya.
e. Sumber
Daya Informasi
Data dan informasi yang digunakan oleh
bisnis.
2. Misalnya
saya adalah wirausahawan,penggambaran rencana bisnis saya:
a. Menguji / menganalisis lingkungan internal
perusahaan dan lingkungan eksternal ( kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
)
b. Memformalasikan strategi perusahaan jangka
panjang dan pendek ( misi, tujuan strategi, kebijakan )
c. Menerapkan rencana strategi (program, anggaran
dan prosedur)
d. Mengevaluasi kinerja strategi
e. Melakukan follow up dan feedback
Keputusan awal yang saya ambil dalam bisnis:
Misalnya saya adalah wirausahawan Keripik Bunga
Pisang (Kerbung), disini saya mengambil keputusan untuk melakukan inovasi /
menciptakan kombinasi-kombinasi baru.
Inovasi ini dimaksudkan untuk menghancurkan keseimbangan pasar, yang
kemudian keseimbangan baru dengan keuntungan-keuntungan atas inovasi tersebut. Sebagai seorang wirausahawan saya memiklik
dorongan berprestasi yang kuat,rasa tanggung jawab yang tinggi, dan keyakinan
untuk berhasil. Pemilihan inovasi ini
menentukan resiko yang yang moerat, persepsi saya hanya berkeyakinan sukses,
menghadapkan umpan balik sebagai dorongan energik, berorientasi masa depan,
memiliki pengalaman dan pemahaman keahlian organisasi, serta uang sebagai
simbol keberhasilan.
Bantuan keuangan perusahaan, saya usahakan dari
tabungan dan kekayaan pribadi. Jika
inovasi ini membuka kesempatan dan berpeluang besar untuk saya, mungkin dengan
jalan meminjam di koperasi bahkan bank dibawah naungan pemerintah menjadi
pilihan saya untuk memajukan usah kecil yang saya kelola ini.
3. hal-hal yang mendorong usaha kecil/bisnis
kecil mengalami kegagalan dan keberhasilan.
Menurut pendapat saya, yang mempengaruhi
keberhasilan :
a. Kerja
keras, kekuatan, dan dedekasi.
Seseorang yang membangun usaha
kecil harus memiliki kekuatan untuk bekerja keras, tekad dan dedikasi untuk
menjalankan bisnisnya, agar bisa bertahan dan menjadi besar.
b. Berhasil
memenuhi permintaan pasar.
Menghasilkan produk dan jasa yang
sesuai dengan karakteristik yang diminati oleh pasar sebanding dengan tren
permintaaan konsumen dengan membuat inovasi baru.
c. Kemampuan
Manajerial.
Kemampuan menjalankan usaha dan memahami
karakteristik bisnis.
Adapun yang mendorong usaha kecil mengalami
kegagalan:
a. Kurangnya
pengalaman dan kemampuan dalam mengelola bisnis.
Beberapa bisnis didirikan tanpa
ditunjang oleh kemampuan pengelolaan manajemen.
b. Lemahnya
sistem kontrol.
Kurangnya pengalaman manajemen
membuat pengelola tidak bisa mengontrol sistem yang mereka buat.
c. Modal
terbatas.
Sebagian usaha kecil adalah
perusahaan perseorangan yang memang sangat terbatas dalam hal modal, karena
memakai tabungan dan kekayaan pribadi.
Langganan:
Komentar (Atom)